Cerpen (The Sound of Losing)
Cerpen (The Sound of Losing) kali ini ada sebuah Cerpen bukan cerpen cinta Writed by: @Gege
Via: FlowFlowerClover.blogspot.com Gegeyys yang tulisannya sangat menghibur sekali dan bikin geregetan karena cerita yang satu ini agak sedikit mainstream jadi silakan baca aja deh :D
Happy reading ^^
============================== ================
.:The Sound of Losing:.
-The End-
Bagaimana menurut kalian dengan Cerpen (The Sound of Losing) moga klian suka ya jangan lupa koment dan share ya biar lebih greget
Remake from Confession movie, I used the same character like Shuuya
Watanabe, Mizuki Kitahara and the others, but the plot of story are
absolutly different. I think the character of Shuuya is the good one
for this story.
Happy reading ^^
==============================
The weak will always hurt those weaker than them
Are the only choices available to bear it or die?
No, the world you live in is not so limited
If you're stuck in a difficult situation,
it's okay to retreat to somewhere safer
‘Pop’
Can’t you hear that?
The sound of something important to you disappearing..
.:The Sound of Losing:.
Mizuki Kitahara. Namaku, Mizuki Kitahara.
Kau bisa memanggil nama depan atau belakang.sensei menyiram bunga dan merawat binatang. Karena aku, sangat
menyukai sekolah. Aku menyukai untuk menghapus papan tulis yang kotor,
aku menyukai setiap pelajaran yang diberikan, aku menyukai teman-teman
dan tawa yang memenuhi kelas, aku suka perasaan bangga ketika ada yang
memuji pekerjaanku. Perasaan senang ketika liburan tiba, perasaan sedih
ketika harus berpisah. Aku menyukai semuanya.
Karena aku tidak mempermasalahkan itu. Setiap liburan, aku selalu membantu
Karena aku tidak mempermasalahkan itu. Setiap liburan, aku selalu membantu
Setidaknya itulah perasaan yang kuingat saat
masih di taman kanak-kanak.
Seiring berjalannya waktu. Semua orang mulai
berubah, semuanya berubah, aku pun berubah. Sekolah yang semula menyenangkan
kini hanya menciptakan persaingan, di elementary school ketika kau mendapati nilai yang tinggi maka
akan ada pujian. Namun bersamaan dengan itu terarah tatapan tajam dari
yang lain. Orang pintar yang disuka namun dibenci.
Sejak saat itu, aku tidak lagi...
menyukai sekolah.
Satu hal yang masih kusuka dan tidak berubah
adalah musim semi, aku menyukai baunya, aku menyukai setiap bunga yang
mekar atau burung yang berkicau. Seandainya setiap hari, hanyalah musim
semi.
Spring is a season when everything bursts into life.
The flowers, the trees, the grass, the birds and even people.
The flowers, the trees, the grass, the birds and even people.
Namun, di musim semi kali ini.
“Kaia! Kaia!”
Kaia mati, seekor kucing pemberian mendiang
ibu yang sudah seperti bagian keluarga kami. Aku hanya tinggal berdua
dengan ayah. Maka kehadiran Kaia sangat memberi pengaruh. Aku tidak
mengerti penyebabnya, seingatku Kaia dalam kondisi baik sesaat lalu
hingga akhirnya terkapar begitu saja di beranda rumahku. Aku hanya menangis
memeluk tubuhnya yang dingin dan kaku. Hingga akhirnya orang itu...
“Menakjubkan bukan?”
Datang tiba-tiba dan menjelaskan semuanya,
kebenaran di balik kematian Kaia akibat mesin eksekusi yang dirancangnya.
Shuuya Watanabe, menjelaskan semua hal menyeramkan dengan tanpa sedikit
pun rasa bersalah. Sama sekali, seperti tidak mengerti bahwa orang di
depannya adalah pemilik dari kucing yang dia bunuh dengan sadis.
“Kitahara, can’t you hear that? The sound of something important to you disappearing”
ujarnya lagi kemudian pergi.
Padahal saat itu, aku melihatnya. Aku melihatnya
dengan jelas, Shuuya empat tahun yang berlari dengan air mata, Shuuya
kecil yang mengejar Ibunya. Shuuya yang terlihat lemah dan menyedihkan.
Was the little boy who ran away crying really the same person who
talked tough infront of me now?
Orang itu... useless.
***
Shuuya Watanabe, ketika kau melihatnya sekali,
kau tidak akan menemukan bahwa orang itu bermain dengan banyak masalah.
Tapi di dalamnya, eksekusi mesin yang ia ciptakan, pembunuhan dan penganiayaan
terhadap binatang yang dilakukannya secara berulang.
Karena aku sering mengeceknya, blog Watanabe
tentang penemuan yang dibuatnya sendiri. Ia merancangnya, mencoba pada
binatang kemudian dengan bangga memposting hasilnya berikut gambar dan
secara detail mengenai gejala-gejala. Aku hanya melihat seperti ada
monster kejam dalam diri Shuuya.
Hingga di Junior High school, ia semakin gila dengan mencoba penemuannya
pada manusia bernyawa. Pada seluruh anggota keluarganya. Berikut teman
yang terjebak dengannya, Naoki. Si bodoh yang mendapat tekanan mental
hebat hingga tidak bisa lagi melanjutkan sekolah. Si bodoh yang berkeras
ingin menjalin persahabatan dengan Shuuya, ia mengagumi sosok Shuuya
yang pintar dan tenang, karena tidak pernah gusar meski tak memiliki
teman. Meski pada akhirnya ia hancur di tangan orang yang dikaguminya
sendiri.
Shuuya, semua mengenalnya sebagai orang menakjubkan. Superior, IQ
di atas rata-rata. Berbagai penemuan dan olimpiade yang dimenangkannya.
Namun, semua penemuannya, semua yang dirancangnya meski publik mengatakan
untuk keamanan dan perlindungan bagi manusia atau alat agar orang jahat
tidak bisa menyentuhmu. Semuanya itu, sebagai orang yang mengenalnya
begitu lama, hanya terlihat seperti mesin eksekusi yang dimodifikasi.
Seperti yang ku bilang di awal tentang orang
pintar yang disukai namun merekalah yang dibenci, tapi kukira alasan
semua orang tidak mau terlibat dengannya adalah, karena Shuuya yang
menutup dirinya. Ia merasa semua orang adalah bodoh, sampah dan tidak
pantas untuknya. Itu pulalah alasan darinya mengenai pembunuhan brutal
pada anggota keluarganya yang kubaca di blog pribadinya.
Ibu pergi ketika aku masih berumur empat tahun. Kemudian ayahku yang
bodoh menikah lagi. In perfect accordance with natural law bahwa orang baik akan
bersatu dengan yang baik, orang jahat akan bersama yang jahat begitu
pula dengan orang bodoh tentu bersatu dengan yang bodoh lagi. Kemudian
melahirkan anak yang bodoh pula, keluargaku kini terlihat seperti sekumpulan
orang bodoh. Orang bodoh yang tidak akan mengerti kejeniusanku, maka
aku membiarkan mereka bahagia dan menarik diri seperti monster.
Dan tidak lama kemudian, satu lagi orang bodoh datang, (Ini
jelas tentang Naoki) mengganggu. Aku tidak butuh orang bodoh, maka aku menyingkirkan semuanya.
Ini hanyalah pembataian kecil dan Juvenile law akan melindungiku, itulah alasanku atas semua
yang ku perbuat.
Media massa gempar, mereka membuatnya menjadi
cerita besar menyeramkan. Tentu tidak diperlihatkan identitas tentang
tersangkanya, atau bagaimana latar belakang dan sekolah tempatnya belajar.
Sebagai bentuk perlindungan terhadap tersangka anak di bawah umur, meski
sama sekali kurasa Shuuya tak butuh itu. Karena sebagai orang yang mencolok,
rumor merebak cepat dan seluruh kelas mengetahui semua itu adalah perbuatan
Shuuya.
Hukuman yang diberikan pengadilan hanyalah,
untuk Shuuya menulis beberapa kata penyesalan kemudian diucapkan, serta
berjanji tidak akan mengulanginya. Nampaknya rencana Shuuya berjalan
sesuai, sesuai dengan harapannya. Juvenile law benar-benar melindunginya.
Di sini, di Jepang. Kami mengenal keringanan
hukum untuk tersangka anak di bawah umur. Sebrutal apapun perbuatan
yang dilakukan, berapa besar pun merugikan yang lain. Tidak akan ada
hukuman berat untuk tersangka jika umurnya masih di bawah 14 tahun.
Menyenangkan, bukan? Kau bisa membunuh dan
menyakiti siapa pun, menggunakan apapun, kapan pun, dengan alasan apa
pun. Kau bisa gunakan tongkat base ballmu, pisau dirumahmu atau bahkan
hanya tangan kosong. Dan kau tak akan mendapatkan hukuman berat karenanya.
Hal yang paling membuat kami tertegun setelah
semua adalah, setelah kejadian besar menyeramkan yang terjadi. Shuuya
tetap datang ke sekolah, menjalani kehidupannya seolah tak terjadi apa-apa.
Sama sekali, tidak terlihat penyesalan dalam atas apa yang dilakukannya.
Dengan normal, tidak ada yang menyukai seorang
pembunuh. Maka di awal Maret hukuman terhadap Shuuya berlangsung atau
bisa kau bilang bullying, tapi kadarnya lebih tinggi. Karena semua orang bergerak,
mulai dari merusak dan membuang barang-barangnya, mencoret bangku dan
mejanya, memasukkan sampah di lokernya dan semua hal yang mungkin membuat
Shuuya terganggu.
Bahkan, saat istirahat dan olahraga mungkin
seperti neraka baginya, semua orang berlomba untuk menyakiti dengan
alasan membuatnya jera. Kau akan lebih bahagia ketika melempar bola
ke kepalanya dari pada kedalam ring, kau akan lebih serius untuk mencari
dan menabraknya atau menendangnya hingga jatuh dari pada mengejar bola
itu sendiri.
Kemenangan mutlak untuk menyakiti dan menghukum
seorang pembunuh. Katanya semakin kau menyakiti pembunuh, kau adalah
orang baik yang peduli pada kesejahteraan manusia.
Menyaksikan itu semua, terjadi berulang di
setiap hari. Kupikir mereka semua tidak berbeda dari seorang pengecut,
pengecut yang dibayangi rasa takut akan hidup dengan kisah menyeramkan.
Orang-orang seperti itu...
Useless...
Seperti sampah,
Kau tak bisa mengatakan bahwa ia sampah, namun ketika kau membuangnya di tempat yang benar maka ia akan tahu bahwa dirinya hanyalah sampah.
Satu hal yang aku lakukan hanyalah, menyadarkan orang bodoh bahwa dirinya bodoh.
Kau tak bisa mengatakan bahwa ia sampah, namun ketika kau membuangnya di tempat yang benar maka ia akan tahu bahwa dirinya hanyalah sampah.
Satu hal yang aku lakukan hanyalah, menyadarkan orang bodoh bahwa dirinya bodoh.
Kemudian pada bulan Juli, seorang guru yang
tidak mengetahui apa-apa. Memarahi kelas karena kejadian bully terhadap Shuuya. Semua yang dikatakannya, hanya seperti
kata-kata tak berguna yang membuat semua hal bahkan, tidak sama sekali
berjalan lebih baik.
“Saya mendapat
laporan bahwa di kelas ini ada bulying yang dilakukan terhadap Shuuya Watanabe” ujarnya
seolah tahu apa yang sesungguhnya terjadi “Saya rasa ini adalah kecemburuan
karena Shuuya yang selalu mendapat predikat siswa terpintar setiap tahun”
Semua yang dikatakannya sama sekali salah.
“Kepintaran Shuuya hanyalah kemampuan individu yang unik. Kalian pun
sama, kalian punya kemampuan individu juga!”
Kemampuan Individu untuk menyakiti yang lebih
lemah darimu..
Kemampuan Individu untuk melupakan hal yang tidak ingin kau hadapi..
“Aku menunggu kalian, tunjukan padaku kemampuan individu yang kalian
miliki, dengan usaha yang benar”
***
Setelah itu, bully malah menjadi semakin brutal.
Bahkan tidak hanya menyerang Shuuya. Tapi semua yang tidak ikut menghukum,
mendapat bully juga karena dianggap bersekongkol dengannya. Aku tidak
begitu peduli dengan para korban juga para tersangka, aku hanya terganggu
dengan kelas yang tidak punya ketenangan sama sekali.
Kemudian di akhir Juli, Shuuya menjadi sangat
menyeramkan. Ia yang selama ini hanya diam atas perlakuan buruk terhadapnya,
kini menyerang tiga orang di kelas yang paling parah menyiksanya. Ketiga
orang itu sempat dirawat untuk beberapa minggu dan kemudian pindah sekolah.
Shuuya mengancam bahwa ia akan mencoba eksekusi mesinnya pada semua
orang di kelas jika mereka tetap berbuat hal buruk padanya.
Semua orang takut, mereka bahkan tidak melaporkan
kejadian ini pada siapa pun. Hingga pada bulan Agustus, tidak ada lagi
yang berani menyerang Shuuya.
Aku tidak menyangka bahwa orang-orang bodoh itu sebegitu takutnya
terhadap kematian, padahal sebagian besar dari mereka sering mengatakan
ingin mati dengan begitu mudahnya.
Mereka mengumpat kasar tentang ketidakmengertianku akan berharganya
kehidupan. Lantas bagaimana dengannya? Orang yang menghabiskan waktu
terobsesi untuk menikah dengan Johnny’s Jr, kemudian terjebak dalam
mimpi semu dan dunia kecil yang dibuatnya sendiri. Atau mereka yang
berharap bisa bergabung dan memimpin yakuza. Menyedihkan.
Jika aku benar-benar ingin menyingkirkan seseorang, maka aku akan
melakukannya
dengan kemampuan dan tanganku sendiri.
***
Akhir Agustus, Shuuya menghilang. Tidak ada
satupun kabar darinya. Namun tak seorang pun yang terlihat khawatir
atau mencarinya. Melihat blog Shuuya yang masih terus diperbaharui,
aku hanya yakin bahwa ia masih hidup.
Suasana kelas tidak jauh berbeda, hanya mungkin
terlihat lebih ceria dari biasanya. Mungkin karena perasaan takut mereka
hilang atau karena ingin menyembunyikan semua kenyataan lalu dan menguburnya
dalam-dalam untuk menganggapnya sebagai mimpi yang tak pernah terjadi
di kehidupan nyata. Kenyataan bahwa kami memiliki seorang pembunuh sadis
di kelas memang cukup membuat tidak nyaman.
Hingga saat ini, aku tidak pernah melihatnya
lagi. Bahkan mendengar sedikit pun kabarnya, dan blog dirinya pun sudah
lama menghilang. Semua orang melupakannya segera, setiap hal yang berhubungan
dengan Shuuya Watanabe, tak ada yang mengungkitnya lagi. Aku ragu jika
mereka benar-benar amnesia. Itu mungkin cara untuk menghindari hal yang
mereka tak mau mengingatnya.
Mungkin Shuuya tengah merestart kehidupannya dari awal atau ia memang telah benar-benar
tidak lagi di dunia. Semakin lama, aku hanya berpikir apakah orang bernama
Shuuya benar-benar pernah ada. Seiring berjalannya waktu, jika tetap
tak ada yang berbicara tentangnya. Kurasa Shuuya Watanabe akan hilang
begitu saja, baik dikehidupan nyata atau bahkan di masa lalu kami yang
pernah berinteraksi dengannya.
Shuuya Watanabe, orang yang begitu ingin menyingkirkan
semua orang. Tanpa sadar, ia telah menyingkirkan dirinya sendiri.
‘Pop’
I heard it too...
The sound of something important to you disappearing..
-The End-
Bagaimana menurut kalian dengan Cerpen (The Sound of Losing) moga klian suka ya jangan lupa koment dan share ya biar lebih greget
Daftar Isi [Tutup]
0 Comments
Post a Comment