Cerpen Cinta Sejati Romantis - 27 Juni
Cerpen Cinta Sejati Romantis - 27 Juni setelah admin Blog Remaja galau satu hari satu malam karena ada sesuatu something kali ini apdet sebuah Cerpen bertajuk dengan Cerpen Cinta mengingat kan bahwa cinta adalah sebuah anugrah walau sedih dan sakit kita terima tentunya kalian pensaran bukan dengan Cerpen 27 jni ini mari kita baca aja dech moga kalian berkenan
Di tanggal ini awal dari semua kisah yang lampau, sulit untuk melupakan hal yang terindah pernah terjadi di dalam hidup ini. Ria nama yang dahulu sangat mengisi ruang hidup dalam kesunyian yang saat it aku rasakan. Tak ada yang bisa membuat aku tersenyum pada awal kehancuran hidup ku saat itu kecuali hanya dia.
Dia yang merubah jalan hidup ku menjadi terang benerang dalam kegelapan yang hinggap di relung hati paling terdalam. Ku tak menyangkal apa bila ditanya pada saat ini apakah aku masih mencintainya pasti jawabannya
“ IYA “
Aku tak ingin menyembunyikan apa yang ku rasa tapi entah mengapa bibir ini sulit untuk mengucapkan kata itu. Iya satu hal yang membuat bibir ini sulit mengucapkan nya karena dia sudah ada pengganti diri ku.
Seperti nya dia kecewa dengan diriku yang pernah meninggalkan nya tanpa sebab, waktu itu aku punya alasan sendiri kenapa aku seperti itu kepadanya. Aku tak ingin orang yang aku sayang hanya menjadi permainan ku saja.
Tapi saat ini aku merasakan hal penyesalan yang paling terdalam di hati ini, karena kebodohan ku semuanya telah tinggal kenangan yang mungkin tak bisa aku lupakan.
Saat ini aku hanya bisa mengucapkan.
“maafkan aku”.
Liburan semester saat paling bahagia dalam hidup ini aku pulang dimana aku dibesarkan. Tapi kenapa perasaan ini aneh selalu menganjal saat aku akan pulang. Tapi tak terlalu aku hiraukan, hingga pesawat yang membawaku untuk bertemu ibu sampai ditujuan. Sebelumnya aku tak memberitahukan bahwa aku akan pulang. Karena aku ingin memberi kejutan.
Aku berjalan sambil cengengesan seperti orang gila, karena membayangkan akan betapa terkejutnya ibu melihat anaknya yang sudah 2 tahun tak bertemu. Tapi raga ini terhenti sesaat ketika sosok seseorang menabrakku dari samping hingga raga ini terjatuh dengan ransel berat yang aku gendong.
“kalo jalan itu makek kaki dong, terus jalan makek mata” cetusku yang kesakitan dan malu dilihat orang di sekeliling.
“I am sorry for my mistake in a hurry” tuturnya yang menggunakan bahasa inggris sambil membereskan buku yang berhamburan dilantai
Lalu aku membantunya membereskan bukunya yang berantakan dilantai, walau hati ini esmosi eh emosi deng. Karena sesama manusia itu harus tolong menolong. Wih gaya cuyy sok baik hehehe. Tapi betapa terkejutnya aku saat membaca nama di salah satu buku sastra bahasa inggrisnya yang terjatuh itu. Ria PY itu namanya dan sepertinya nama itu tak asing lagi di teliga ku. Lalu mengembalikan buku tersebut dan semakin terkejut ternyata sosok didepan mata ini adalah Ria yang dahulu mengisi relung hatiku yang sepi.
“RIA” kata ku seolah tak percaya
“Nando,........ kalo jalan itu makek mata dong fool” balik memarihiku
“sorry, how are you and where are you now ?”
Tanpa menjawab pertanyaan ku dia sontak pergi meninggalkan ku yang semakin lengkap kebahagian karena selain bertemu ibu ternyata bisa bertemu dia yang sekian lama tak jumpa dengan dia. Sesaat aku teringat karena sebagian bukunya masih tertinggal dan aku memanggilnya tapi dia tak menoleh, padahal berharap besar kaya sinetron-sinetron hahaha. Aku kembali cengengesan.
Aku kembali berjalan untuk menaiki taksi yang sudah siap mengantar diriku untuk bertemu ibu. Sesampai dirumah benar apa dugaanku ibu bakal terkejut karena kehadiran aku dirumah beliau langsung memberi pelukan hangat, yang sekian lama tak ku rasakan.
“I love you MOM”. “I love you too EBET”.
Sambil mengerutu karena di panggil ebet. Tapi tak apa lah karena sudah bertahun-tahun aku tak dipanggil seperti itu. Iya itu adalah panggilan kesayangan ibu dan ayah waktu aku masih ingusan. Setelah membereskan barang bawaan ku, kembali diriku membuka sebagian buku ria yang tertinggal ditangan ku. Salah satunya adalah diarynya aku membacanya dengan hikmat dan semakin membuatku terkejut ternyata dia masih mencintaiku. Bahkan dia punya pacar hanya untuk jadi pelampisan amarah nya saja, aku semakin tertegun setelah membaca diary itu. Dan berinisiatif untuk mengembalikannya. Tapi aku tengsin.
Sore hari aku duduk ditempat dimana pertama kali aku menyatakan cintaku pada ria yaitu danau buatan aku dan ayah sewaktu aku masih kecil. Aku selalu mengingat kejadian terindah kalau berada disana. Entah kebetulan atau apa ternyata ria juga berada disana dia duduk ditempat favorit kami. Aku mengahampirinya untuk mengembalikan buku-bukunya.
“ini buku kamu yang terjatuh dibandara tadi” sambil menyodorkan bukunya
“oh, iya makasih” dia mengambil buku nya dari tanganku
“aku punya alasan waktu itu, dan aku tau kau kecewa atas perlakuan ku”
“apa alasan mu yang sekian lama tak sedikitpun kamu memberi kabar yang pasti buat aku”
“aku mau fokus untuk membanggakan ibu, kan kamu tau sendiri beliau orang tua terakhir yang aku miliki, tapi aku salah besar saat aku menyadari bahwa aku meninggalkan mu, maafin aku sebenarnya aku sayang sama kamu, tapi entah mengapa sulit bibir mengucapkannya waktu itu”
“iya aku tau, tapi kenapa kamu korbankan aku? sebenarnya aku juga masih sayang sama kamu, tapi aku tak mungkin menemui kamu yang jauh disana”
Ria yang mulai mengeluarkan air dari mata indahnya, yang buat aku semakin terpuruk dari rasa bersalah, aku mengusap air matanya.
“Ri, kamu ingat tidak ini tanggal berapa dan bulan apa”
“27 Juni, kenapa ?”
“kamu sudah lupa ditanggal ini dan ditempat ini kita mulai cerita yang pernah kita lalui dahulu, dan sekarang aku ingin mengulangnya kembali, walau sulit kamu menerima kehadiranku tapi beri aku kesempatan”
“ternyata kamu mengingatnya, dan alasanku kenapa aku berada disini karena ingin mengenang masa lalu kita.”
Suasana sunyi sepi melanda kami yang tidak sepatah kata lagi. Hingga matahari mulai turun diufuk barat,
“Ri, malam akan menjelang sebaik kita pulang” suaraku yang memecah kesunyian itu
“tapi aku ada satu permintaan” jawaban yang membuat aku terkejut
“apa”
“jangan lagi kamu meninggalkan raga ini”
Dari saat itu aku dan Ri menjalani hari bersama walau kami dipisahkan oleh jarak dan waktu, kami masih sering bertemu entah itu Ri ke Indonesia atau aku yang pergi ke Swiss untuk melepas rindu.
Tamat
Nitto Vernando
itulah kisah dari Cerpen Cinta Sejati Romantis - 27 Juni moga kalian suka dan mari kirim donk cerpen kalian di aneka rema boleh juaga puisi yang banyak ya
Daftar Isi [Tutup]
0 Comments
Post a Comment