Cerbung - Cerita Bersambung - Ajari Aku Mencintai Nya Bagian Tambahan
Cerbung - Cerita Bersambung - Ajari Aku Mencintai Nya Bagian Tambahan sebenarnya kalau Cerita Bersambung - Cerbung udah bagian akhir tapi ini ada edisi tambahan dari Musyarrafah Jamil kayaknya tambah keren aja cerita yang satu ini mau liat sambungannya yuk mari kita baca aja dech moga kalian tambah suka dengan karya cewek yang satu ini cekidoot !
REUNI SMA Negeri 3 Bandung tahun angkatan 2011/2012. Aku membaca pelan undangan reuni SMA ku ini. Ini akan dilakukan 3 hari lagi. Hhhh! Aku menutup mata pelan. Berusaha menenangkan pikiranku setelah hampir 6 jam disibukkan mengajar anak TK ini.
Disaat itulah aku melihatnya lagi. Aku melihat kejadian ketika Furqan menyatakan perasaannya padaku. Dan betapa bodohnya aku, aku malah menolak Furqan. Padahal aku memiliki perasaan yang sama dengannya. Hhhh!!
Kuharap aku masih punya kesempatan lagi. Setidaknya untuk melihat Furqan. Menyadari keinginan ku itu. Aku membuka mata dan mengambil undangan reuni itu. REUNI. Mungkin Furqan akan dating di sana.
Harus kuakui. Aku dan Furqan semacam kehilangan kontak sama sekali. Terakhir bertemu dengannya saat aku pamitan akan kembali ke Aceh mengikuti Nenekku. Hanya sampai disitu. Terlebih lagi ponselku yang berisi nomer ponsel Furqan pun raib dicuri.
Tanpa tunggu lagi, aku langsung mengambil tasku dan menuju ke ruang kepsek. Aku ingin minta cuti. Dan siapa sangka kepsek memberikan cuti seminggu. Ku rasa seminggu itu cukup. Aku mengucapkan terima kasih.
Sampai dirumah, aku langsung mengambil baju dan memasukkannya ke dalam tas tangan yang cukup besar. Aku berencan untuk tinggal disana beberapa hari, setidaknya aku juga bisa melihat keadaan rumah peninggalan mendiang ayah dan ibu.
Setelah beberapa hari perjalanan, akhirnya aku sampai di Bandung. Aku menuju ke rumah orang tuaku dulu, dan berharap ada kamar kosong yang bisa kugunakan untuk tinggal beberapa hari ini. Pasalnya, rumah ini sudah dijadikan rumah kos-kosan. Ya. Mudah-mudahan saja.
Akhirnya hari yang kutunggu-tunggu pun tiba. Aku diantar oleh Rasma, yang menyewa kos-kosan di rumahku mengantar ku ke SMA ku tempat reuni itu. Hatiku deg-degan membayangkan bagaimana Furqan sekarang ini. Aku berdoa dalam hati agar Furqan bisa hadir dalam Reuni ini. Insya Allah.
Aku memasuki aula tempat reuni itu. Sampai acara dimulai aku terus saja mencari Furqan. Aku mendesah mendapati kenyataan bahwa tidak ada Furqan di sini bahkan setelah acara reuni ini selesai. Dan jadilah reuni yang kutunggu-tunggu menjadi hal yang tidak begitu penting lagi.
Sekarang penyesalan membumbung tinggi dalam hatiku. Semestinya aku tidak menolak Furqan, semestinya aku tidak pergi ke Aceh, dan semestinya ponselku tidak hilang. Aku berusaha menyalahkan semuanya. Bahkan aku sampai menyalahkan orang tua ku yang meninggal di saat yang tidak tepat.
Aku khilaf. Astagfirullah, aku mengucapkan kalimat itu berulang kali hingga aku menitikkan air mata. Aku terduduk di taman dimana aku dan Furqan dulu pertama kali bicara. Pelan-pelan air mataku terus jatuh hingga akhirnya mengalir dengan deras.
“Tidak ada yang salah“. Aku mengucapkan kalimat itu sambil menyeka air mata yang terus mengalir di pipiku . “Tidak ada yang salah kecuali aku. Aku benar-benar menyesal““Uswah? Apa itu benar kau? “
Aku berbalik mendapati suara yang tidak asing lagi di telinga aku. Senyumku merekah walau dengan air mata yang masih mengalir begitu mengetahui orang itu adalah Furqan. “Furqan? “
“Ya ini aku. Furqan. Aku sudah mencari-carimu kemana-mana.“ Aku masih terdiam dan terus memandangi wajah Furqan. “Apa yang kau lakukan di sini. Ayo, kuantar kau pulang.“
Aku menurut saja ketika Furqan memberikan ku isyarat agar mengikutinya. Aku masih sibuk memandangi punggung Furqan yang masih berjalan ketika tiba-tiba ia berhenti. Spontan aku pun berhenti.
“Aku sudah menunggu terlalu lama. 10 tahun Uswah.“ Furqan menunjukkan 10 jarinya “aku takkan basa basi lagi. Dengan seluruh kesadaranku, restu Allah, dan restu Orang tua ku“ Furqan berhenti bicara dan menarik napas dalam “Bismillahirrahmanirrahim mau kah kau menjadi pendampingku sampai Tuhan mencabut nyawa kita masing-masing?“
Aku tidak pernah membayangkan ini. Aku dilamar Furqan? Ini sama sekali tidak ada dalam banyanganku. Hening. Sampai-sampai aku bisa mendengar dentingan detik jam tangan Furqan sama seperti dulu. 10 tahun lalu.
Ketika Furqan menyatakan perasaannya padaku dan aku menolaknya. Dan malah membuatku menyesal. Aku tidak akan melakukan kesalahan yang sama. “Bismillahirrahmanirrahim ya, aku bersedia. Agar kau bisa lebih mengAjari Aku Mencintai-Nya“
Penulis Fb: Musyarrafah Jamil
Twitter: @jamilulfa
Email: mj.aoyama@yahoo.com
Itulah akhir dari cerita Cerbung - Cerita Bersambung - Ajari Aku Mencintai Nya Bagian Tambahan moga kalian suka , mari kirim kan karya kalian di aneka remaja admin aneka remaja setia menunggu karya karya anda disini.
Daftar Isi [Tutup]
1 Comments
Post a Comment