Cerpen Cinta Remaja Sedih : Saat cinta berkata Bagian 3

Share :
Cerpen Cinta Remaja Sedih : Saat cinta berkata Bagian 3 wah kali ini bersambung lagi episode yang ketiga, cerita ini bisa dikatakan CERBUNG (Cerpen Bersambung) kalau sudah penasarang langsung saja di baca ya... 


Cerpen Sedih
Tak seorangpun yang tahu mengapa sikap Aryan menjadi dingin terhadap Elda. Tidak orang tuanya, sahabat kelasnya, bahkan fikri sekalipun yang sangat dekat dengannya. Elda mengkoreksi kesalahannya, apakah kata-kata terakhir sebelum berpisah yang membuat Aryan menjadi seperti ini. Elda bertanya kepada sahabat-sahabat yang telah menjenguk Aryan, mereka bilang tak ada yang berubah dari Aryan. Dia tetap ceria seperti Aryan yang dulu.

***

Bulan-bulan berganti, banyak sekali yang berubah. Kelopak bunga gugur lalu tergantikan, musim yang meradang mendekati april, lalu Aryan yang perlahan sembuh. Satu hal yang mungkin tak berubah adalah hati Elda yang masih diliputi awan bagai musim penghujan. Elda menjaga hati itu, hati yang baru pertama kali diketuk oleh rasa cinta.

Sore ini dirumah aryan, Fikri mendorong kursi roda Aryan ke teras depan rumah. Aryan tersenyum simpul dan membuat lelucon kekanakan tentang dirinya sendiri. Tapi fikri diam dan tak terpancing dengan lelucon Aryan, dia mengambil kursi teras lalu duduk disamping kursi roda Aryan. Wajahnya serius ingin berbicara.

Aryan, aku pengen ngomong serius nih…” wajah fikri kaku, Aryan geli melihatnya.

hahaha, kenapa fik?, nggak kayak kamu aja..” kata Aryan.

sebelumnya aku nggak tega mau ngembahas ini, karena yang kamu alami skr dah terlalu berat dan aku nggak mau membebanimu lebih. Tapi…” fikri berhenti sejenak.

tapi…???” Aryan mulai serius.

tapi aku nggak tahan melihat sikpmu ke Elda. Aku tahu, kamu belum sembuh total. Tapi setidaknya Yan. Kasih tahu alasan mengapa kau begitu membeci Elda.” Fikri menatap serius Aryan. Aryan mengalihkan pandangannya.

kita ganti topik yuk hehehee...” Aryan mencoba bercanda.

kita teman dari SD Yan. Tapi nggak pernah aku ngerasa kamu kayak gini ama orang lain. Elda tuh sering nggak masuk sekolah karena sakit. Peringkatnya jatuh semester awal kemaren, dan kita bentar lagi ujian akhir. sedangkan dia masih aja terus mikirin kamu. Lagipula aku nggak tau mau jawab apa jika Elda nanyain kamu ke aku.” Fikri sebisa mungkin menjaga emosinya.

kamu tahu kan Fik aku udah dikasih cuti oleh sekolah..?. Itu artinya aku nggak suka kamu cerita-cerita tentang ujianlah apalah. Trus..” tapi ucapan Aryan langsung dipotong fikri.

YAN, tahu enggak tadi Elda nangis, Dan ini bukan pertama kali yan. Jarang aku melihat matanya memerah. Sahabat dia tuh hampir nggak ada. Baginya sekolah itu adalah bagian darinya. Dan tanpa kita terutama kamu, kau bisa bayangkan keadaannya. Cobalah ngerti dikit perasaannya.” Fikri berdiri karena kesalnya menjadi. Tapi Aryan malah tertawa.

hahaha.. ngerti perasaan Elda?. Nggak nyangka kata-kata itu keluar dari mulut kamu Fik. Orang yang paling banyak pacar dan suka ngecewain cewek”. Aryan tersenyum sinis.

PRAAAKK. Fikri membanting Hape-nya. Berhamburan dibawah kaki Aryan.

aku pikir kita sahabat dan kita saling mengenal. Kalau hanya itu arti aku bagi kamu, aku kecewa Yan.” Aryan terdiam melihat amarah fikri. kemudian Fikri berjalan keluar dari teras rumah Aryan. Tapi lalu dia berbalik dan berkata.

satu lagi Yan. aku cuma mengencani cewek yang nakal dan matre. Itupun sekarang sudah tak kulakukan lagi. Itu karena aku melihatmu. Aku sadar hidup ini terlalu singkat untuk main-main. LAGIPULA Elda adalah gadis baik-baik. Dijauhi karena alasan yang tak pasti, rasanya SAKIT Yan. TRUS sebagai seorang manusia aku rasa kau belum kehilangan seluruh bagian tubuhmu. Setidaknya tadi aku berharap kau masih memiliki hati.” Fikri berlalu melewati pekarangan rumah Aryan berlalu meinggalkan Aryan yang dari tadi hanya tertunduk.

Bunga kamboja berayun tertiup angin pelan sore itu. Angin itu membawa haru. dia merangkak diatas permukaan ubin teras rumah Aryan. Terakhir angin itu hinggap diatas permukaan logam kursi roda yang ada di pojok teras itu. Diatas kursi roda itu seorang lelaki yang menyembunyikan perasaanya. Lelaki itu menggengam keras baju di dadanya. Tangan kirinya itu menepuk dada yang ngilunya telah merambat keseluruh tubuh. Tangis terlalu sederhana untuk mengungkapkan perasaan itu.

***

Mei datang begitu saja. Pagi itu cahaya matahari masih lembut. Hari ini adalah hari pengumuman kelulusan sekolah SMA Aryan. Teman-teman sekelasnya dulu telah berkumpul sejak pagi. Hanya hari itu wajah-wajah mereka menggambarkan satu garis yang sama, kegelisahan.

Elda dan ayahnya mengisi bagian depan deretan kursi yang masih kosong. Elda terlihat berantakan, jelas sekali dia enggan berada disini. Sementara ayahnya tak tenang, Tak seperti biasanya dia selalu optimis dengan hasil ujian anaknya. Tapi karena sering dipanggil oleh guru karena nilai Elda yang selalu turun dia sangat cemas.

Geng kecil Fikri menguasai gerbang depan, disana mereka bisa melihat orang tua siapa saja yang datang. Walau sebenarnya fikri tak peduli dengan apapun yang sedang terjadi. Fikri hanya ingin segera hari ini berakhir, segera beranjak dari sekolah yang akhir-akhir ini memberikan beban dan kenangan tak menyenangkan baginya.

Namun perhatian Fikri teralihkan oleh sebuah mobil sedan. Dari dalamnya keluar lelaki dewasa kemudian membopong seorang pemuda. Decit kursi roda mendekati geng kecil Fikri. Ada wajah yang memasang senyum tipis kearah geng Fikri. beberapa teman Fikri termasuk dirinya sebenarnya ingin membalas senyum itu, tapi mereka hanya diam.

Ketika kursi roda itu telah mendekat lelaki dewasa itu berbalik lalu pergi memarkir mobil. Aryan menatap lembut teman-teman sekelasnya. Fikri yang menunduk tak bisa pergi karena Aryan tepat berada didepannya.

aku mau meminta maaf, awalnya aku merasa agak minder sama kalian karena keadaanku begini. dan aku menjadi pecundang dengan marah-marah pada kalian. DAN karena aku tak ingin menjabat tangan kalian dengan tangan kiriku maka biar aku melakukan ini.” Aryan menarik sekuat tenaga roda sisi kiri kursi itu. Benda itu kehilangan keseimbangan lalu membuat aryan terjungkal kemudian terjatuh bebas ketanah.

Teman-temannya panik dan langsung membantu Aryan duduk keatas kursinya.
apa apaan kau ini” kata kata ini senada dilontarkan teman-temannya. Jo, lelaki besar sahabatnya tak bisa menahan tangis melihat dagu aryan luka. Fikri pun sangat terharu. Walau belum berkata apapun.

hehehehe.. Jika kalian sudah bicara apa artinya aku sudah dimaafkan?” celoteh aryan konyol. Beberapa temannya merangkul aryan. Fikri tersenyum tapi mengalihkan wajahnya kearah lain.

Fik, aku tak bisa mengitung jumlah jahitan yang ada di kulitku. Tulang tangan ku telah dipotong. Kakiku mati rasa walau sekuat tenaga aku ingin berlari. Tapi kehilangan sahabatku jauh terasa lebih terasa sakit. Kumohon sahabat maafkan a..” belum selesai Aryan berbicara, Fikri telah merangkul dengan cepat pundak aryan.

aku juga teman…” fikri tak mampu menahan rasa bahagia dan harunya. Sekumpulan anak perempuan melewati mereka. Anak-anak perempuan itu bingung. Mengapa anak lelaki yang biasanya menjadi preman SMA ini menjadi cengeng semua.

Mereka cekikikan lalu geng Fikri menyadari itu langsung mentertawakan hal ini bersama-sama.

kawan-kawan, aku mau minta tolong. Anggap saja ini bantuan terakhir dari semangat dan kekuatan putih abu-abu yang kalian kenakan untuk terakhir kalinya” kata Aryan sambil tersenyum menantang.

apa itu bos?” Tanya Jo yang penasaran, dia menyingsingkan lengan bajunya pertanda siap untuk apapun. Senyum aryan semakin melebar.

buat, agar aku bisa berbicara berdua saja dengan Elda. Apapun yang terjadi. Kalian harus bisa mempertemukan kami berdua”. Kata Aryan seraya berbisik pelan.

Semua sahabat Aryan terkekeh. Bagi mereka itu adalah tugas mudah. Memutar balik duniapun mereka siap untuk seorang Aryan, sahabat mereka yang dari dulu selalu menolong mereka dalam keadaan apapun. Fikri menatap Aryan dengan lega, meski dia tak tahu apa yang akan dikatakan Aryan pada Elda nantinya. tak ada seorangpun yang tahu...Cerpen Cinta Remaja Sedih : Saat cinta berkata Bagian 3

Cerita sebelumnya -->

Cerpen Cinta Remaja Sedih : Saat cinta berkata

Cerpen Cinta Remaja Sedih : Saat cinta berkata Bagian 2

(bersambung, lagi-lagi)

Sumber : Pulpen (Kumpulan Cerpen)
-olx-

Daftar Isi [Tutup]

    Reaksi:
    Newer
    Older

    0 Comments