Cerpen Cinta - Diary Cinta Terlarang
Cerpen Cinta - Diary Cinta Terlarang merupakan sebuah karya dari teman kita tentunya sangat bagus sekali karena walau berbau galau Cerpen Cinta ini sangat menyayat hati karena dari judulnya saja sudah cinta terlarang, pastinya penasaran bukan dengan Cerpen cinta yang satu ini moga kalian suka yachhh
Diary Cinta Terlarang
Di pagi yang cerah, Zahra mulai melangkah menuju sekolah barunya. Ia berjalan menyusuri gang-gang kecil sambil bernyanyi- nyanyi ria,
“tralala.. trilili… hihihihi” sampai-sampai dia sendiri tersenyum-senyum. Entahlah, apa yang sedang ia pikirkan. 10 menit kemudian, Zahra tiba disekolah yang lumayan luas dan mewah <bukan mevet sawah lho ya>. Asli mewah, gedungnya aja berlantai 3. “Wah,,, gedhe’ banget sekolah aku” ungkap Zahra terkagum-kagum, biasalah gadis desa massuk kota agak katrok dikit. Perjalanan tak berhenti sampai disitu, Zahra terus melangkah. Nampaknya sekolah masih agak sepi. Zahra melangkah sambil mencari-cari ruang kelasnya. Ia juga melewati lapangan basket, taman –taman, dan akhirnya ia sampai di depan kelasnya. Ya, kelas X 7. Kelas masih sepi, hanya nampak beberapa anak yang baru datang dan asyik ngobrol dengan teman yang lain.Zahra mendekati seorang cewek manis berrambut bob yang duduk dibangku pojok depan.
“yoeboseo….”sapa Zahra
Tampaknya cewek berambut bob itu tak mengerti apa yang disampaikan Zahra, kemudian ia mengulanginya dengan logat Indonesia.
“Hallo…. aku Zahra.”
“hallo juga… Aku Rista. Silahkan duduk ra.” tawar Rista pada Zahra.
“okey… “ jawab Zahra mengiyakan sambil tersenyum manis pada Rista, Rista pun membalas senyuman Zahra.
“Kamu bukan orang sini ya?” Tanya Rista pada Zahra
“Bukan, aku pindahan dari luar kota, kok kamu tahu?
“Iya jelaslah, gaya bahasa kamu aja kayak gitu, aku gak mudheng ra?? Ajarin aku donk ra?? Pinta Rista dengan nada merayu.
“aku suka mempelajari bahasa asing, salah satunya ya ini,,, bahasa Korea. He….he…. kapan-kapan dech aku ajarin.” Kemudian mereka berdua tertawa lepas. Rupanya walaupun baru kenal, mereka sudah cukup akrab.Tak terasa bel masuk tlah berdering, seperti biasa awal ajaran baru diawali dengan MOS alias Masa Orientasi Siswa. Ada 3 orang cowok osis masuk ke kelas Zahra. Seorang cowok tampan, tinggi, putih, tersenyum pada adek-adek. Zahra langsung klepek-klepek dech.
“Buat adek-adek kelas X silahkan menuju lapangan upacra buat apel pagi.” Teriak kakak ganteng itu. Semua teman-teman langsung berhamburan keluar.
“Aduh Ris, topi aku ketinggalan??”
“Yah, Ra kamu gimana sich,,, baru masuk pertama udah kelupaan gitu??”
“Yang gak pakek topi silahkan maju ke depan” teriak seorang kakak yang ternyata masih kakak yang tadi.
“Aduh Ris, gimana nich”
Belum sempat Rista menjawab Kakak senior tadi sudah berteriak lagi.
“Adek,, yang rambutnya panjang, kagak pakek topi, cepet maju ke depan.”
Dengan cembetut Zahra maju ke depan.
“hah, gak asyik banget sich. Hari pertama masuk udah kena hukuman.” Keluh Zahra.
“Kenapa adek manis, salah sendiri siapa suruh lupa bawa topi” balas kakak senior tadi dengan ketus.
Zahra hanya mampu diam seribu bahasa dan menuruti apa yang disuruh kakak senior agar ia tak dimarahi lagi. Sekian lama menunggu… eh ternyata hanya Zahra yang kagak bawa topi.
“lanjut dach riwayatku,,, malu berrattttt” keluh Zahra lagi.
Kakak-kakak senior OSIS menatapi Zahra dengan sinis. Zahra berdiri hamper 2 jam di lapangan upacara. Ketika bapak kepsek berpidato di depan murid barunya, tiba-tiba,,,,
“BRUG……” tubuh Zahra ambrug. Kakak ganteng tadi segera membawa Zahra ke UKS. Ketika Zahra sadar, kakak ganteng udah pergi ninggalin dia, yang ada hanya Rista.
“Ra, kamu gak pa apa kan?” Tanya Rista
“Cuma tadi pagi aku belum sarapan ris, n matahari bersinar cerah banget. Aku gak kuat. Kamu yang bawa aku ke sini?“
“bukan,, kakak senior yang ganteng tadi lho??”
Zahra mengerutkan kening. Keheran-heranan. Ternyata dia baik juga. Padahal tadi sempet ngomelin Zahra juga.
Sekolah telah usai , Zahra dan Rista pun segera mengemasi tasnya.
Keesokan harinya, kakak ganteng itu berdiri di depan gerbang, seperti sedang menunggu seseorang. Zahra tak menggubris, ia tetap melangkah melewati kakak itu, hingga akhirnya.
“hai Zahra… udah baikan?” sapa Zein pada Zahra sambil tersenyum manis.
Zahra clingak – clinguk mencoba cari tahu jangan-jangan ada orang lain di belakangnya yang bernama Zahra juga.
“kakak manggil aku?”
“Iyalah,, nama kamu Zahra kan? Yang pingsan kemarin. Waktuu dihukum.”
Zahra hanya mengangguk, ia malu pada kakak itu. pipinya merona ketika kakak itu mendekatinya.
“Aku Zenito, temen-temen biasa panggil aku Zein… bareng ke kelas yuk”
Ajak Zein.
Zahra hanya mengangguk dan tersenyum pertanda setuju, ia langsung berjalan berdapingan dengan Zein. Tak terasa mereka udah sampai di depan kelas. Ternyata Rista udah nungguin Zahra dari tadi.
“pantesan, ditungguin dari tadi…. Ternyata…” Rista tak melanjutkan kalimatnya. Zahra hanya terdiam… dia hanya tersenyum dan pipinya kelihatan memeraah.
“ihh,,,, apaan sich Ris. Cuma bareng dari gerbang doank?? “ Bantah zein
“Wah,,,, jdi maluuu’’ canda Rista lagi sambil nyolek pipi Zahra.
“Duluan ya Ra,,, Ris,,,, ntar pulang bareng aku ya Ra” pinta Zein sambil tersenyum manis dan berlalu meninggalkan Zahra.
Zahra hanya membalas dengan senyuman. Kemudian masuk ke kelas sambil digodain sama Rista,, teman sebangkunya.
“cie… cie…. Yang abis berangkat bareng Zahra…..” sorak teman-teman Zein saat ia baru melangkah masuk ke kelasnya.
“Jalan apaan sich… bareng dari gerbang doank”
“loe suka ya Zein sama tuch cewek?” selidik teman-temannya
“iya nich kayaknya. Sejak pertama aku liat dia. Jantung ku udah berdisko ria. Jadi kangen terus pengen lihat senyumnya tiap hari.”
“Wahhh,,, ada yang kasmaran nich. Buruan tembak zein, ntar keburu direbut orang?? Soalnya ayu gitu??”
Zein hanya tersenyum-senyum pada teman-temannya.
Setelah pertemuan di Gerbang Sekolah itu, Zein dan Zahra sering pulang bareng, jalan bareng. Hingga 3 bulan kemudian mereka jadian. Hal ini membuat iri teman-teman cewek kelas XI dan XII yang udah lama naksir Zain sejak zaman bahulak tapi dicuekin mulu. Ya, mereka memang pasangan yang serasi.Zein, cowok ganteng, keren, punya segudang prestasi dan perhatian banget sama Zahra. Dan Zahra, cewek lugu, cantik,kalem lagi, dia juga sempet jadi primadona juga sich.
Tapi, sejak ada zein gak ada lagi cowok yang deketin Zahra.Mungkin karena setiap ada Zahra selalu ada Zein yang selalu menemaninya. Sudah 6 bulan lebih mereka berhubungan, namun tak pernah terdengar Zahra dan Zein bertengkar. Mereka selalu saling memberi bukan meminta.
Hingga suatu hari, Zahra meminta izin pada Zein .
“Zein,, Sabtu besok aku diajak ke rumah kerabat di Malang, kakak sepupu aku tunangan”
“Aku gak di ajak nich ra?? Gak sekalian, kita ikutan” canda Zein
“ah,,,,, Zein, kapan-kapan aja dech. Aku janji”
“okey, buruan masuk ya say,,, aku pasti bakal kangen berat sama kamu.
“NI SE WO ZUI SHENG AI DI REN Zahra…” kata Zein sambil membelai rambut Zahra yang terurai panjang dengan menatap wajah Zahra lekat-lekat.
“WO HENG AI NI, HENG AI HENG AI NI Zein” balas Zahra sambil tersenyum ayu pada Zein. Kemudian Zahra masuk ke dalam rumah dan Zein berlalu meninggalkan rumah Zahra.
Sabtu sore Zahra tiba di rumah kerabatnya di Malang, tepatnya di Rumah Bu Dhe-nya. Bu Dhe dan semua keluarga udah menunggu kedatangan Zahra dan Ayahnya di teras.
“Apa kabar Bu Dhe, Pak Dhe?” Sapa Zahra sambil memeluk satu per satu dari kerabat mereka.
“Baik nak,,,kamu sendiri? Ayahmu mana nak?”tanya Bu Dhe balik.
“alhamdulillah baik bu Dhe, “
“Ya udah sana, buruan masuk. Cepetan mandi nanti malam keluarga besar kita akan kumpul. Dandan yang cantik ya nak”
“oke Bu Dhe” jawab Zahra kemudian berlalu meninggalkan Bu Dhe-nya.
Malam tlah tiba, keluarga kami tlah berkumpul. Zahra telah bercengkerama dengan kerabat yang lain karena sudah sangat akrab. Dan tiba-tiba terdengar suara orang datang.
“pasti itu Nito?” kata bu Dhe
“Nito? Siapa Bu Dhe? Kok aku belum tahu ya?” Tanya Zahra. Belum sempat menjawab, cowok yang baru datang menyapa kami dengan senyuman manisnya.
“apa kabar semuanya?” sapa cowok yang sepertinya Zahra kenal.
“Nito sayang,,,, Apa kabar? Wah, kamu tambah cakep aja?” puji Bu Dhe
Alangkah terkejutnya Zahra melihat ternyata yang baru datang itu adalah Nito…. Zenito???? Pacarnya yang teramat sangat nemen dia cintai, ternyata adalah sepupunya sendiri.
“Oh, Tuhan,,,,, ampuni aku??” teriak Zahra dalam hati
Zahra yang tadinya tersenyum kini hanya termenung kaku dengan raut wajah kecewa.
“Apa ini? Benarkah apa yang telah aku lihat? Aku mencintai sepupuku sendiri? Lalu bagaimana dengan Ayah? Apa Ayah akan merestui hubunganku? berjuta-juta pertanyaan memenuhi ruang di otakku” batin Zahra dalam hati.
Tiba-tiba Zahra pingsan. Semua orang panic, dan membawa Zahra ke kamar.Ada yang kipas-kipas, ada yang kasih minyak angin, ada yang berdoa dan Zein ,, Zenito hanya terpaku memandangi wajah Zahra.Ia mengerti betapa hancurnya melihat kenyataan ini. Seperti syoknya Zein pada waktu pertama kali mengerti bahwa Zahra ternyata adalah sepupunya.
Hingga suatu waktu Zahra bertengkar hebat dengan Zein dan semua keluarga melihat pertengkaran mereka
“Apa??? Kalian PACARAN?”
“ya Om, kami PACARAN, saya sangat serius suka dengan Zahra Om,. Zahra juga mencintai saya.” Kata Zein memelas
“Kalian ini sepupuan?? Mana boleh itu terjadi?” teriak Ayah Zahra
“Yah, maafin Zahra. Zahra gak tahu kalau Zein itu Zenito? Sepupu aku sendiri? Yah, kalau Zahra tahu, Zahra gak mungkin akan melankah sejauh ini. Demi Ayah,,, dan demi keluarga kita, hubungan kita harus sampai disini Zein. Maafin Aku” kata Zahra dengan nada memelas. Ia menangis tersedu-sedu dan pergi meninggalkan semua orang.
Buku diary pink hadiah ulang tahun terahir dari mamanya pun ia ambil.Kemudian Zahra mulai meluapkan emosinya.
Dear Tuhan…
Tuhan, kenapa semua ini bisa terjadi?? Aku begitu mencintainya. Aku tak dapat hidup tanpa dia., Aku tak yakin aku mampu.Hanya dia yang bisa menyenangkam hatiku… hanya dia…
Zenito
Mengapa Zein yang aku kenal adalah Nito yang juga pacar sekaligus sepupu aku??? kenapa begini Tuuhaaannnn? Aku tak tega Ayahku menderita karena ulahku., Aku tak ingin hubungan keluarga aku hancur… hanya karena keegoisan aku, hanya karena hubungan terlarangku ini… mungkin kini saatnya aku berkorbaan. Mengorbankan kebahagiaanku untuk membuat orang lain bahagia.
Tuhan,,, aku berusaha mengikhlaskan semua,
Walaupun hatiku remuk hancur tak berdaya.
Dan,, Diary Cinta Terlarang inilah akhir dari perjalanan Cintaku
Selamat tinggal Zenito…
Aku sangat cinta sama kamu
Wo heng ai ni, heng ai heng ai ni
Bagaimana Cerpen Cinta - Diary Cinta Terlarang moga kalian suka dan jangan sampai cinta anda cinta terlarang yachhh.
Daftar Isi [Tutup]