Cerpen Remaja Sedih : Menertawakan Derita

Share :
Cerpen Remaja
Cerpen Remaja Sedih : Menertawakan Derita cerita ini berisikan sebuah masalah yang dihadapai dengan kepala  dingin sehingga ia menertawakan derita nya, aneh bukan? silakan dibaca dech ^_^

Dalam guyuran hujan itu dua insan menerjang berarah mengukir cerita untuk sebuah keindahan kelak.Menahan rasa sakit sang wanita tetap menemani setia di setiap jalannya mereka berdua.Duduk beriring meneduh di sudut kota itu,berpikir sesuatu sang pria berusaha membagi kesakitan itu dengan dirinya.”Pakai ini agar kau tak menggigil seperti itu..”tegas dia katakan.”Tapi kamu...??ini sudah satu satunya penghangat di tubuhmu yan.”bujuk sang wanita.Karena lama tertahan oleh hujan,mereka akhirnya memilih pulang menembus rintik air yang tak kunjung reda sejak senja datang.

  Keesokan harinya,Kian menoleh ke wajah kecil yang tertata indah di dinding kamar,membangunkannya.”ayook bangunn udah siang!!!”sapa Kian.Ini adalah hal kecil yang selalu mereka lakukan,walaupun tak langsung bertatap muka tapi sapaan pagi itu cukup menyejukkan kala dunia mulai beranjak berjalan.

Cepat cepat ia bergegas,karena pagi buta itu Kian harus sudah terjaga,teringat bahwa dia harus segera mengantar seseorang untuk mendapat keadaan tubuh yang lebih baik."Segalanya nya akan baik baik saja,tak usah kau khawatirkan dengan detik yang belum kau jalani Kara"::terang pria itu menyakinkan.Hanya bisa tersenyum yakin,sang wanita ambil langkah menuju seorang berkaca mata dan berseragam putih.

Tak lama berselang wajah lugu itu keluar dari ruangan tersebut mengagetkan Kian yang menunggu.”kok cepet,ga di apa apain kan sama dokternya??”gurau Kian menghibur.”apaan sihh,emang mau di apain,ya diperiksa doang yan”Kara menjawab dengan gembira.Hari itu pertama kali Kara memeriksakan keadaan tubuhnya dan dia seperti sangat gembira bukan karena tak harus menelan pil yang tak ia sukai atau pun di suntik dengan jarum yang terlalu besar menurutnya,namun karena kini ia merasa tak sendiri lagi dengan keadaan beban itu,ada seseorang yang akan selalu setia ia bagi bersama beban itu,membuat nya bisa menertawakan derita itu dan menghibur nya sepanjang malam.Sungguh ini benar,bukan seperti mimpi indah yang hilang ketika bangun di pagi hari.




Hingga suatu hari,mulai dari tempatnya berpijak langkah letih Kara terus berjalan membawa kotak berisi sesuatu seperti anak ayam mencari induknya.Dan langkah nya terhenti ketika sampai di depan gerobak kecil dalam pasar mewah tempat Kian bekerja.Yaahh,,Kara saat itu tau,Kian tak sempat membawa perbekalan apapun untuk dimakan nantinya.Terkaget Kian menyapa Kara yang terus memandanginya”heiii,,,ngapain??”tanya Kian.”Ini aku bawain makanan buat kamu yan,aku tau kamu lagi kelaperan kayak anak kucing kann^^,,ampek cungkring gini”goda Kara.”beehh..aku cungkring mah udah dari sono nya Kara,tapi bentar,,ini bukan mie lagi kan,bisa kriting ini perut kalo makan mie terus.^^”

***

Hari hari mereka berdua di habiskan untuk semua kenangan terindah bahkan untuk hal sederhana.Karena bagi mereka berdua tak perlu mewah untuk merasa bahagia,tak perlu terbawa kesedihan saat duka itu ada,dan tak perlu beralasan untuk sebuah keindahan.Keyakinan bersama itu mereka tumbuhkan meski dalam keakrabab yang terjadi begitu singkat.Bukan sekedar keakraban yang lama terjalin atau pendekatan yang tekun,namun semua tentang keselarasan dua hati.Sedikit menyontek kata kata dari seorang filosofi yunani.

Ini bukan tentang keadaan fisik lagi tapi murni tentang perasaan hati.Bukan hal yang sudah di lakukan dan terus dilupakan tapi pengingat sejati tentang sebuah kenangan dunia,bukan tentang keabadian sesaat tapi hanya pertemuan yang singkat.Menyadari akan hal itu Kara dan Kian selalu memandang setiap detik yang mereka lalui sebagai kesempatan yang ada,dari pada terus memikirkan hal yang mereka berdua tak kehendaki.

***

Lalu tiba – tiba praaakkkkk !!….Kian terjatuh membentur sebuah badan meja yang kuat menopang barang,bukan karena tak menjaga mata waktu berjalan atau di alihkan sesuatu.Itu karena raga Kian sudah terlalu lama menahan sebuah *kesakitan itu,*kesakitan dalam itu.Hal yang selalu tak ia perlihatkan dengan setiap tawa dalam hari nya. Pelipis nya terus mengucur darah segar seperti sungai dalam jalur menuju laut lepas.Mendengar keadaan tersebut Kara berlari mendekat dengan keadaan tubuh yang sudah lebih membaik dari hari lalu.Keadaan yang sangat berbalik dengan Kian yang sudah berada dalam saat saat tak sadarkan diri itu.

Tak kalah hebat air mata pun ikut menetes terus tak henti hentinya dari wajah wanita lugu itu menangisi keadaan Kian sekarang.Sungguh tak terbayangkan,orang yang selalu mendukung nya dari beban itu,mengeratkan genggaman saat rapuh,membuat derita nya menjadi canda tawa bahagia,ternyata menopang beban jauh begitu berat tentang sebuah *kesakitan dalam itu.

Sampai petang menjelang,meski untuk bernafas saja sulit,sang wanita tetap tersenyum lirih sembari membuka lembar demi lembar goresan pena dari seorang yang ia cintai.Hal yang setiap malam dikerjakan oleh Kian untuk mengistimewakan Kara dengan goresannya tersebut.Mereka saling membagi beban beban dan tawa itu.Layaknya orang yang baru saja berkenalan di kesejukan malam.Bukan senyuman palsu  yang ia keluarkan,namun sungguh sangat bersyukur dapat di  pertemukan dengan seseorang yang mampu menjadi teman dalam hidupnya membuat segalanya terlihat mudah bersamanya dengan keadaan yang singkat ini.

***
Dan waktu terus berayun memutar,hidup pun seperti tiada henti untuk berubah.Keadaan buruk sedikit demi sedikit mulai membaik.Mereka tetap dalam satu genggaman melaju penuh keyakinan meski kadang tak terlihat sempurna di dalam diri mereka. Karena ada senyuman dalam tiap derita,ada kebahagiaan dalam sebuah kesederhanaan meski pun kadang kita harus juga menertawakan derita.

*Kesakitan itu sesuatu yang tak akan mereka bagi karena itu tak seburuk seperti apa yang di bayangkan.Karena mimpi mimpi itu masih tersimpan sangat rapat dan untuk di wujudkan.Tersenyum dalam setiap derita itu.

Daftar Isi [Tutup]

    Reaksi:
    Newer
    Older

    3 Comments

    UBC Online Shop said…
    cerpennya sedih juga sob..:)
    admin said…
    mentertawakan derita dan menangisi bahagia bisa berarti tawakal dan bersyukur.. nice sharing :)
    menertawakan derita membuat psikologis menjadi lebih kuat untuk diri menghadapi derita ataupun bahagia.........