Cerpen Cinta Remaja : Stupid Mistake

Share :
Cerpen Cinta Remaja yang berjudul Stupid mistake ini seru lho, caeritanya pasti kalian suka, kalau gak percaya langsung dibaca ya, moga kalian semua suka!!

Stupid Mistake
“Mau diapain ni, ada dua?” Maya membolak balik novel Winter in Tokyo karya Ilana Tan yang masih tersegel dan sebuah lagi yang telah lusuh. “Apa aku kasih ke orang ya?”. Perenungan Maya kembali berlanjut. Pada siapakah novel itu akan diserahkan? Hingga sebuah nama muncul di kepalanya. Rama.

“Apa aku berikan ke Rama saja ya?” Maya membayangkan senyum manis gebetannya. Lesung pipinya bikin gak tahan. “Diterima nggak ya? Kalau ditolak gimana? Aku mau ngomong apa?” Maya terus burgling-guling dikasur bingung mau bilang apa.

***

“Rama, ni aku punya novel buat kamu” ucap maya yang bicara dengan cermin mirip orang gila. “Rama, aku punya novel dua, yang satu buat kamu deh” disodorkannya sebuah novel ke bayangan cermin. Benar-benar sarap orang ini. “Rama, ni buat kamu. Aku punya dua, jadi ini buat kamu aja. Kalau gak suka, terserah deh mau diapain. Atau mau dikasih orang lain juga boleh. Aduh, jangan. Kan dari aku, kok dikasih ke oranglain sih” teriak Maya. “Udah ah, gitu aja deh” ucapnya pasang muka masam di depan cermin.

***

Setelah satu minggu berpikir, tibalah hari penyerahan. Enah untung, entah sial, pagi itu secar kebetulan mereka satu kelas saat mengikuti kuliah. Di kelas pun jantungnya Maya gak karuan rasanya. Grogi campur takut, campur malu, campur es, campur-campur deh. Berkali-kali diliriknya cowok cungkring yang duduk di pojok belakang. Dan kuliah pun usai sudah.

Maya keluar kelas mendahului yang lain, menyiapkan mental, dan menarik nafas dalam-dalam hingga sosok yang di tunggu keluar.
“Hai, Maya” sapanya

“Ah, hai” balasnya sambil tersenyum canggung. Mirip anak yang kedapatan nyolong mangga tetangganya. “Eh, Rama, bentar” panggilnya pada cowok yang langsung menghentikan langkahnya. “Ni buat kamu” diserahkannya sebuah novel tanpa bungkusan yang cantik, seperti normalnya barang hadiah atau kado, hanya plastik pelapis dari toko.

“Apa ini? Dari siapa?” tanya Rama bingung, tapi jelas dia tersenyum.

“Hmm…yang penting novel itu nggak ditanganku lagi deh”

“Oh, thanks ya. Tapi Maya, ini dari siapa?”

“Pokoknya buat kamu deh” Maya langsung kabur. Pikiran dan ucapannya benar-benar tidak singkron.

“Maya…dari siapa? Maya…” meski dipanggil Rama, Maya tidak menoleh dan berlari pulang. Mukanya merah, serupa tomat masak. Malu dan deg-degan jadi satu. Bahkan sempat lupa bernafas untuk sesaat. “Bodoh..bodoh..bodoh…” gumamnya sepanjang jalan. Oarang sangka pasti sudah gila dia.

***

Dan kebodohan masih berlanjut.

Dikamarnya Maya senyum-senyum. Teringat senyum manis Rama dan lesung pipinya yang imut. Lalu teringat kebodohan ucapannya. Diraihnya ponsel dalam tas dan mulai mengetik.

Maya: Rama, novel tadi dari aku kok. Kebetulan aku punya dua. Jadi yang satu buat kamu aja.

Rama: Thanks ya

Maya: Kalo boleh tahu, novelnya mau diapain ya?

Rama: Dibacalah, mau diapain lagi

Gubrak. Kebodohan kembali terjadi “Ya iyalah Maya, novel dibaca bukan buat bantal. Kayak kamu aja” gumamnya.

Maya: Maaf ya, kalu bukan tipe bacaanmu

Rama: Take it easy, thanks

Pembicaraan gak perlu di sms pun selesai. Bila berjalan lancar semua kebodohan tidak perlu terjadi. “Rama, itu ucapan terimakasihku, soalnya kamu udah banyak bantu aku” gumam Maya memandang novel Winter in Tokyo yang sebuah lagi. “Tugas kuliah, prsentasi, jadwal, dan lainya. Aku baru sadar kamu udah banyak bantu aku. Dan aku selau memperhatikanmu” lanjutnya membelai-belai novel bak anak kucing. “Rasanya musim hujan ini, winter buatku. Bukan winter in Tokyo but winter in Solo”. Di luar hujan mulai turun dan semakin deras, menularkan hawa dingin menggigit malam.

***

Tiga hari setelah hari naas, Maya baru bertemu kembali dengan Rama. Dan ‘stupid mistake’ pun berlanjut, Maya langsung berbalik arah dan kabur saat melihat cowok cungkring itu. Dan entah kapan kebodohan ini akan berhenti.

Sumber : Pulpen (Oleh: Eka Aizen Mengembara)


Daftar Isi [Tutup]

    Reaksi:
    Newer
    Older

    0 Comments