Ayahku 50 Tahun Ingin Pasang Behel Gigi
Aneka Remaja.Com - Saya masih duduk di bangku SMA, hari ini Ayahku janji mengantarkan aku ke dokter gigi. Cek rutin 6 Bulanan. Tak seperti biasanya yang tak pernah semangat mengantarku, ia selalu berdalih agar aku mandiri pergilah sendiri dan bicara sendiri dengan dokter gigimu Anakku. Tapi kali ini ia terlihat sangat menggebu-gebu.
Aku masih takut, bukan takut berbicara atau aku minder. Tapi takt bayarnya kurang :D, jadi aku selalu memaksa Ayah mengantarkanku.
Kali ini pukul 7 pagi Ayah sudah rapih dengan pakaian terbaiknya, Wangi dan Rambut gaya mengkilat khas minyak rambut gatsbynya.
Aku baru saja selasai sarapan dan beranjak mandi. "Sudahlah ganti baju dan pakai minyak wangi saja kita langsung berangkat" Teriak Ayahku.
Aku jadi curiga, kebetulan dokter gigiku masih muda, cantik dan sangat supel. Dokter baru pengganti dokter Abidin yang telah pensiun. Jangan-jangan ayh kepincut dengan Dokter Annisa. Aku tepiskan dulu prasangka negatifku. Prinsipku adalah dahulukan Prasangka positif, kecuali bila aku sudah melihat langsung dengan mata dan kepalaku sendiri.
Baiklah aku penuhi keingainan Ayahku, Ganti baju dan cukup beberapa spray cologne.
Kami meluncur ke dokter gigiku bergoncengan motor yang sudah kinclong, tak percaya ayah mencucinya sendiri subuh tadi berarti.
Di dokter gigi
Aku selesai membersihkan karang gigiku, memutihkan dan menambal gigi yang terlanjur bolong. Doter Annisa menyarankan rajin gosok gigi 2 kali sehari dan hindari makanan manis. "Kamu mau usia 30 tahun gigimu sudah habis, Sayangku" Rayu khas sikapnya yang supel.
Aku membalas bercanda, "Terimakasih, Calon Istriku Sayang, tentu aku aakan menjaga gigiku agar kau tak lari dariku dan memilih pria lain" Sambil tertawa terbahak-bahak. Dokter Annisa juga ikut terbahak tanda kami adalah pasien dan dokter yang kompak :D
Ayah ayo kita pulang. Aku ajak Ayahku melangkah, tetapi ia membisikkan padaku, "Kamu tunggu di luar dulu ya Ayah ingin bicara dengan Dokter Annisa"
Okelah aku masih Prasangka baik, meski setan dan iblis membisikkan berbagai pikiran negatif padaku. Aku percaya Ayahku sangat setia dengan Ibuku.
1 jam berlalu, aku semakin resah di ruang tunggu. Hampir saja Setan dan Iblis menang dan aku ingin menelopon Ibu dan menceritakan apa saja yang dilakukan Ayah yang sangat mencurigakan.
Tiba-tiba pintu terbuka, Ayahku dan Dokter Annisa keluar. Aku memandangi wajah keduanya dengan serius. Apa yang mereka lakukan berdua? Kenapa lama sekali? Ah ini menggangguku aku harus tanyakan pada ayahku apa yang mereka lakukan didalam.
"Apa yang Ayah lakukan di dalam, lama sekali, Aku jadi curiga!" Tanyaku.
Dokter Annisa ingin menjawab tapi dicegah Ayahku, Ia sambil tersenyum. Dan aku terhenyak Gigi Ayahku yang memang agak gingsul menggunakan Behel Gigi. lalu aku tertawa terbahak, hilang seluruh prasangka negatifku.
Ayahku 50 Tahun Pasang Behel Gigi.
Sambil bergegas pulang aku bisikkan ke Ayahku,
"Aku suka gaya Ayah dengan Behel itu" Kami tertawa terbahak.
Oleh: @BriliYanID - Penulis Buku dekatiDIA
Aku masih takut, bukan takut berbicara atau aku minder. Tapi takt bayarnya kurang :D, jadi aku selalu memaksa Ayah mengantarkanku.
Kali ini pukul 7 pagi Ayah sudah rapih dengan pakaian terbaiknya, Wangi dan Rambut gaya mengkilat khas minyak rambut gatsbynya.
Aku baru saja selasai sarapan dan beranjak mandi. "Sudahlah ganti baju dan pakai minyak wangi saja kita langsung berangkat" Teriak Ayahku.
Aku jadi curiga, kebetulan dokter gigiku masih muda, cantik dan sangat supel. Dokter baru pengganti dokter Abidin yang telah pensiun. Jangan-jangan ayh kepincut dengan Dokter Annisa. Aku tepiskan dulu prasangka negatifku. Prinsipku adalah dahulukan Prasangka positif, kecuali bila aku sudah melihat langsung dengan mata dan kepalaku sendiri.
Baiklah aku penuhi keingainan Ayahku, Ganti baju dan cukup beberapa spray cologne.
Kami meluncur ke dokter gigiku bergoncengan motor yang sudah kinclong, tak percaya ayah mencucinya sendiri subuh tadi berarti.
Di dokter gigi
Aku selesai membersihkan karang gigiku, memutihkan dan menambal gigi yang terlanjur bolong. Doter Annisa menyarankan rajin gosok gigi 2 kali sehari dan hindari makanan manis. "Kamu mau usia 30 tahun gigimu sudah habis, Sayangku" Rayu khas sikapnya yang supel.
Aku membalas bercanda, "Terimakasih, Calon Istriku Sayang, tentu aku aakan menjaga gigiku agar kau tak lari dariku dan memilih pria lain" Sambil tertawa terbahak-bahak. Dokter Annisa juga ikut terbahak tanda kami adalah pasien dan dokter yang kompak :D
Ayah ayo kita pulang. Aku ajak Ayahku melangkah, tetapi ia membisikkan padaku, "Kamu tunggu di luar dulu ya Ayah ingin bicara dengan Dokter Annisa"
Okelah aku masih Prasangka baik, meski setan dan iblis membisikkan berbagai pikiran negatif padaku. Aku percaya Ayahku sangat setia dengan Ibuku.
1 jam berlalu, aku semakin resah di ruang tunggu. Hampir saja Setan dan Iblis menang dan aku ingin menelopon Ibu dan menceritakan apa saja yang dilakukan Ayah yang sangat mencurigakan.
Tiba-tiba pintu terbuka, Ayahku dan Dokter Annisa keluar. Aku memandangi wajah keduanya dengan serius. Apa yang mereka lakukan berdua? Kenapa lama sekali? Ah ini menggangguku aku harus tanyakan pada ayahku apa yang mereka lakukan didalam.
"Apa yang Ayah lakukan di dalam, lama sekali, Aku jadi curiga!" Tanyaku.
Dokter Annisa ingin menjawab tapi dicegah Ayahku, Ia sambil tersenyum. Dan aku terhenyak Gigi Ayahku yang memang agak gingsul menggunakan Behel Gigi. lalu aku tertawa terbahak, hilang seluruh prasangka negatifku.
Ayahku 50 Tahun Pasang Behel Gigi.
Sambil bergegas pulang aku bisikkan ke Ayahku,
"Aku suka gaya Ayah dengan Behel itu" Kami tertawa terbahak.
Oleh: @BriliYanID - Penulis Buku dekatiDIA
Daftar Isi [Tutup]
0 Comments
Post a Comment