Cerpen Cinta - BERHENTI UNTUKMU
Cerpen Cinta - BERHENTI UNTUKMU sebuah karya kiriman dari temen kita echa yang bertajuk Cerpen Cinta tentu nya sangagat bagus dan keren mengapa demikian karena ada sedikit sentuhan Pemberi Harapan Palsu penasaran bukan di PHPin pada cerpen yang satu ini? silakan di baca aja deh dari pada galau membahana cetar :p
BERHENTI UNTUKMU
No there is no
other one
I can’t have any
other one
Thought I would
Now I never could
with one
-Weezer-
Aku terlarut dalam lagu weezer
yang mengalun lembut.Begitulah kiranya yang terjadi padaku.Cintaku begitu
buta.Aku begitu naïf dan bodoh.Berulang kali terluka,namun masih tetap bertahan
denganmu.Selalu ada maaf yang ku sisakan untukmu.
Breem….brem….brem
Suara deru motormu meraung di
halaman.Membuatku kaget setengah mati.Berlari aku menghampirimu.Meski aku
tinggal sendirian,tak berarti aku tak punya tetangga.Mereka bisa datang dan
melabrakku karena raungan motormu.Kulihat kau nangkring di atas motor dengan
dandanan lengkap.Mirip pembalap yang mau turun ke sirkuit.
“Ada apa?”Aku sewot.
“Temani aku makan!”jawabmu
enteng.
“Aku tak bisa,”kataku
menggeleng.
“Ayolah!”
“Aku ada midtest.”
“Cuma sebentar,Nat!”
Aku kembali menggeleng.Aku tak
percaya dengan sebentar yang kau ucapkan.
“Ah,payah!”
“Aku harus belajar.”
“Halah sogok saja
dosenmu!Kenapa harus repot.”
Aku hanya bisa mengelus
dada.Aku bukan kau Richy.Aku bukan putra pemilik yayasan.Walau tak bisa disebut
miskin,aku sama sekali tak ingin sepertimu.Aku terlalu kuno dan kolot sehingga
tak berminat dengan trik sogok-menyogok.
“Kok malah bengong.Ayo!Sekalian
coba motor baruku.”
Aku kembali menggeleng.
“Ya,sudah.Tapi jangan menyesal
jika kamu bukan orang pertama yang duduk di sini!”katamu bangga sambil menepuk
jok di belakangmu.
“Yaa!”
Kau hanya nyegir sebelum
lenyap bersama deru motor gedemu di ujung tikungan.Gontai ku langkahkan
kakiku.Ya,Tuhan beri hamba kesabaran.
------------
Pagi ini
kampus ribut dengan motor baru Richy.Maklumlah,hanya segenlintir orang yang
mampu membeli motor pabrikan Italy itu.Selain harganya yang selangit.Prosedur
dan dokumen pembeliaan juga tak kalah ribet.Belum lagi pajak.yang harus dibayar
tiap bulannya.Cukup buat bayar kuliah beberapa semester.Lebih baik buat beli
mobil aja.Gak kepanasan.Gak kehujanan.
Kuhempaskan
tubuhku malas di bangku paling pojok.Menghindari riuh suara mahasiswa yang
sedang bergosip.Aku suka keheningan.Aku bukan mahasiswa popular.Satu-satunya
yang membuat mereka mengenalku karena aku pacar Richy.Pacar yang statusnya
jelas di akui Richy.Walau aku tahu masih ada banyak gadis lain yang sering Richy
kencani.Namun yang tak kumengerti kenapa aku bisa bertahan denganmu.Richy
Hermawan.Putra pemilik yayasan.Mahasiswa terpopuler.
“Kamu
udahan sama Richy?”bersungut-sungut Ria menghampiriku.
Kuangkat
wajahku,”Kenapa?”
“Seantero
jagat sedang membicarakan Richy!”
“Bukannya
sudah biasa dia bikin heboh!”
“Aku
tahu.Tapi ini lain?”
“Maksudmu?”
“Ada yang
melihat Richy membonceng cewek dengan motor barunya semalam.Dan aku yakin itu
bukan dirimu Nat,”terangnya hati-hati.Dia menunjukkan beberapa lembar foto yang
dia dapat entah dari siapa.
Aku terdiam.Ya,memang
bukan aku.Gadis sintal di foto itu sama sekali tak mirip denganku.Dan
background di belakangnya aku mampu melihatnya dengan jelas.Green Palace Hotel.Ada
tulisan besar disana yang mampu dibaca dengan sangat gamblang.Dan sialannya
foto selanjutnya diambil saat mereka berciuman di depan pintu bertuliskan
‘suite room’.Dengan tangan tanganmu yang menarik kunci dari pintu yang setengah
terbuka.
“Nat…,”
“Bukankah
ini bukan untuk yang pertama kalinya?Toh,dia pasti kembali padaku.”
Ria
mendelik.”Dan kamu akan memaafkannya?”
Aku hanya
menggangguk lemah.
“Lalu
menerimanya lagi!”
Aku kembali
mengangguk.
“Dan
membiarkan dia melukaimu untuk yang kesekian kali?”katanya berapi-api.
Kali ini
aku hanya diam.Tak mengiyakannya.Ria benar.Aku memaafkanmu bukan untuk kembali terluka.Tapi
nyatanya kau terus saja begitu.Sesuka hatimu.Tak pedulikanku.
“Come on,Nat!Cinta selalu setia pada hati,namun ada saat dimana kamu
harus menggunakan logika
agar hatimu tak
terus terluka.”
Aku tetap diam.Aku tak ingin membela diri.Aku tahu Ria benar.Namun
hatiku tak bisa berpaling.
“Kamu mungkin cukup berbaik
hati untuk memaafkannya,tapi kamu harus cukup pintar untuk tak mempercayainya
kembali.”
Aku tersenyum tipis.Lalu menggenggam tangannya.
“Terimakasih,Ri!”
“Kita sahabat,Nat!jangan pernah lupa itu!”
“Ya.”
“Sahabat bukan seseorang yang menghilangkan masalahmu,tapi seseorang
yang tak kan hilang saat kamu mendapat masalah,”kata kami bebarengan lalu
tertawa.
Dan aku
percaya kau memang sahabatku.Tak peduli seperti apa pun kau selalu bisa
membuatku tertawa.Saat aku merasa sendiri kau selalu ada untukku.
-----------------------
Sudah hampir
sebulan aku tak bertemu denganmu.Ada rindu menggelitik hatiku.Namun kutepis.Aku
sengaja menghindarimu.Aku ingin menata hatiku.Mempersiapkan diri untuk keadaan
yang sulit.Aku sedang bersiap mengambil keputusan besar untuk hidupku.
Ada
berpuluh-puluh panggilan tak terjawab darimu.Kalaupun kujawab hanya dengan kata
‘aku sibuk’,’ngantuk’,’capek’,’ banyak tugas’,dan sebagainya.Bahkan kau mulai
enggan menelfonku dan mulai sibuk dengan Nina,Risty,Dea,Nadine,atau entah siapa
lagi.Bahkan tak ada lagi email,BBM,atau sekedar SMS darimu sejak dua hari yang
lalu.Dan aku mulai terbiasa tanpamu.
Braak…..
Aku menabrak
seseorang.Buku-buku di tanganku berpindah ke lantai.Sepertinya aku terlalu
sibuk dengan pikiranku.Hingga aku lupa memperhatikan jalan.
“Kalo jalan
pake mata!”umpat sosok di hadapanku.Aku kenal betul suaranya.
Perlahan
kuangkat kepalaku.Dan benar,kau berdiri di depanku bersama gadis yang tak ku
kenal namanya.Mungkin mahasiswa baru.Aku berdiri tegak,sejenak ku tatap matamu.
“Maaf!”kataku
datar.Menyembunyikan deburan rasa di dadaku.
“Nat!”katamu
terbata.Wajahmu terlihat bingung.
Sebegitukah
aku bagimu,hingga sekedar mengenaliku kau pun tak mampu.Kutahan airmata yang
memanas.Aku memang gadis menyedihkan.Aku harus bertahan.
“Aku
duluan!”
Kau berusaha
menarik tanganku.Namun aku segera berpaling,sehingga kau hanya menyentuh
udara.Aku tak ingin membuat keributan.Aku sudah cukup menyedihkan dengan terus
mencintaimu.dan aku tak ingin menambahnya menjadi memalukan karena bertengkar
denganmu di muka umum.
“Tunggu!”teriakmu
Aku tak
menoleh.Aku terus berjalan.Bahkan semakin cepat.Namun….
Blaaaaaaaas…………………………….
Kau berlari
dan berhasil meraih pergelangan tanganku.Membalik paksa tubuhku hingga
membuatku nyaris terpelanting.
“Lepas!”kataku
setengah berontak.
“Tidak
bisa.kita harus bicara!”
Aku
mendelik,”Tidak ada yang ingin kukatakan.”
Kau tak
menjawab.”Ikut aku!”katamu menarik tanganku menjauh.Meninggalkan gadis yang
tadi bersamamu tanpa sepatah kata pun.Seolah cuma ada kau dan aku disana.Dia
hanya terbengong tanpa sempat berkata-kata.
“Masuk!”perintahmu
sembari membuka pintu.
Hari ini kau
tidak membawa motor kebanggaanmu.Dan aku sama sekali tidak tertarik untuk
membahasnya.
Kau mendorongku masuk sebelum
akhirnya menghempaskanku ke kursi depan.
“Aku masih ada kelas!”
Kau tak menjawab.Malah berlari
masuk lalu menstater mobil dengan kasar.Bahkan sedikit mengumpat.
“Berhenti!”
Kau masih tetap diam.
“Kubilang berhenti!”aku
berteriak.
“Diam!”bentakmu menatapku
tajam.
Aku tersentak.Tidak pernah aku
melihatmu begini.Kau seperti kesetanan.Belum lagi cara menyetirmu yang
ugal-ugalan membuatku semakin ngeri.Aku memilih diam.Jauh lebih aman bagiku
jika diam.
Mobil
berbelok ke kanan perlahan lalu berhenti di parkiran.Sepertinya kau sudah lebih
tenang.Kau turun dari mobil.Aku masih terdiam mengamatimu.Ada yang berubah
darimu.Rambutmu yang biasanya rapi terlihat agak berantakan.Wajahmu juga
ditumbuhi sebaris kumis tipis.Sepertinya kau belum sempat bercukur satu bulan
ini.Dan kantung hitam di bawah matamu seolah menunjukkan betapa lelahnya
dirimu.
“Apa kau tak
ingin turun!”katanya sembari membuka pintu depan.
Aku
menurut.Dia terus berjalan menuju pantai.Aku hanya mengekor di belakang tanpa
berbicara sepatahkatapun.
“Kenapa
menghindariku?”katanya setelah sampai di bibir pantai.
“Aku sibuk.”
Kudaratkan
pantatku ke pasir.Membiarkan air laut menjilati kakiku.Kau ikut duduk di
sampingku.
“Apa terlalu
sibuk untuk sekedar bertemu?”
Aku tak
menjawab.
“Aku tak
suka dibohongi,Nat!Jadi jangan berbohong padaku!”
“Tak ada
orang yang suka dibohongi.Begitu juga denganku!”gumamku lirih.
“Apa
maksudmu?”nada suaramu meninggi.
Kutatap
matamu.”Sepertinya kau lebih tahu,”lanjutku.
Kulemparkan
foto-foto yang Ria berikan ke pangkuanmu.Sejak Ria memberikannya padaku,foto
itu tak pernah keluar dari tasku.
“Hah buhsyeet…!”katamu
setelah melihatnya sejenak.Sebelum akhirnya menyobeknya jadi potongan-potongn
kecil dan menghamburkannya ke udara.
Aku diam.Enggan
berdebat denganmu.
“Sebenarnya
apa maumu?”nada suaramu masih tinggi.
Aku tak
menjawab.
“Nat!”bentakmu.
“Aku
lelah!”kataku dengan suara tak kalah tinggi.
“Lelah?”
“Iya,lelah.Cinta
ini membuatku sangat lelah.”
Kau menatapku
penuh selidik.ku tarik napas panjang dan dalam.
“Berapa lama
kita pacaran?”
“Sudah
lama.Kenapa?”
“Lalu berapa
kali kamu selinkuh?”
“Kenapa
mengungkit hal yang lalu?Bukannya kau sudah memaafkannya?”
“Benar.”
“Lalu?”
“Aku
menyesal sudah memaafkannya!”kataku tegas.
Kau
terkejut.”Tapi akhirnya aku sadar kau adalah yang terbaik,”kau membela
diri.Kata-kata yang sama seperti biasanya yang selalu kau gunakan saat kau
bosan dengan cewek barumu
“Apa itu
setimpal dengan sakit yang kurasakan?”kataku sembari menepuk dadaku.
“Aku
melakukannya untuk memastikan hanya kaulah yang mengerti aku.”
Aku menarik
panjang dan lelah.
“Jika aku
berharga untukmu,kau tak perlu mencari orang lain.Apalagi hanya untuk
membadingkannya denganku!”
“Kenapa kau
jadi ribut begini?”
Aku menatapmu tajam.Ya Tuhan,betapa bodohnya aku sudah bertahan pada
cintamu.Cinta yang abu-abu.Harusnya sekalipun aku tak perlu memaafkanmu.
“Lalu apa maumu?”lanjutmu.
“Kita akhiri saja!”kalimat itu meluncur begitu mulusnya dari mulutku.Dan
entah kenapa aku jadi lega setelah mengatakannya.
“Putus?”
“Yaa…”
“Kau gila ya?”
“Tidak.Justru sekarang aku sangat waras.”
“Ini gak lucu.”
“Apa aku terlihat seperti badut bagimu?”
“Cukup,Nat!”sekali lagi kau membentakku.
Aku tersenyum kecut,”Ya,memang sudah cukup!Kita sudahi saja!”
“Nat!”kau meraih tanganku.
“Aku ingin sendiri.”kutarik tanganku pelan.
“Tapi,Nat?”
“Kita butuh waktu untuk merenungkan semua ini sebelum melangkah semakin
jauh.”
“Tapi sampai kapan?Berapa lama?”
Aku menggeleng.”Entahlah!”
“Ini gak masuk akal?”
“Aku duluan!”aku beranjak dari dudukku lalu menyapu pasir yang menempel
pada jeansku.
“Nat!”panggilmu sembari meraih pergelanganku.
Aku menggeleng lagi.Kau melepaskan cengkeramanmu.
“Lalu bagaimana dengan kita?”
Sekali lagi aku menggeleng.”Kita lihat saja esok hari,”kataku gamang.
Kau menatapku nanar.Wajahmu berubah keruh.Aku segera berbalik dan
mempercepat langkahku.Aku juga tak tahu kapan esok hari itu.Entah datang dengan
cepat .Entah butuh waktu lama.Atau mungkin tak pernah ada.Namun akan lebih baik
jika kamu kembali pada gadis-gadismu dan melupakanku seperti biasanya.
Ponselku bergetar.Sejenak kulihat nama yang muncul disana.
“Aku segera kesana!”
“Ya,”terdengar suara kakakku di seberang.
Kupacu langkahku.Semakin cepat.Ku stop sebuah taksi yang melintas.
“Ke bandara,Pak!”
Sopir itu hanya mengangguk.
Tak perlu menunggu Richy,karena munkin aku tak akan kembali.Akan lebih
mudah jika kita jauh.Agar aku bisa belajar tanpamu.Kuputuskan untuk
menerbangkan tubuhku menemui keluargaku.Tak ada alasan aku tetap bertahan
disini.
“Selamat tinggal,Richy!Aku harap kau lebih bahagia tanpaku!Sepertiku yang
sedang belajar bahagia tanpamu.”gumamku lirih.
Nama : ECHA E.S
FB : ECHAE N'CUTE
Email : ECHAENCUTE@YAHOO.CO.ID
---------------end------------ -----
Bagaimana menurut temen temen dengan Cerpen Cinta - BERHENTI UNTUKMU moga kalian suka dengan karya yang satu ini ya silakan di koment dan juga di sahre yaaaaa... happy reading
Daftar Isi [Tutup]
1 Comments
Post a Comment