Cerpen : SESAL Trilogi Asmara
Cerpen : SESAL Trilogi Asmara - Kali ini ada cerpen dari Mujib Nurisaidah yang berjudul SESAL Trilogi Asmara kisang nya sesusatu banget ech so mari baca aja Cerpen Cinta yang satu ini buat yang suka nulis cerpen maupun puisi moggo kirimin saja karya karya kalian disini i tunggu ya
Ada pun biodata saya:
Nama: Mujib Nurisaidah (Sang Pantasana)
No Hp: 087863710937
Alamat: Jalan Pendidikan depan SMA Negeri 1 Taliwang (Rumah Makan Sari
Rasa) Rt 03/05 Taliwang, Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat
Sore itu, Aditya sepulang dari les fisika, ia tidak sengaja bertatapan muka dengan seseorang yang pernah sangat ia cintai. Ketika itu ia hanya dapat tersenyum saja, begitu pula sebaliknya. Sesampai di rumah segera ia masuk kamar, lalu ia menulis di buku harianya sebuah puisi tentang rasa jiwannya:
“SESAL”
Aku masih, menyimpan satu
Hal 'tak mungkin, tertanam hanya angan
Jika aku layang
Maka lekas kupergi dari genggamnya
Aku sesal dengan segala
Yang membuatku terbelunggu hati
Senja ini menjadi saksi
Aku menangis sebab hati
Sesal......
-Untuk aku yang bimbang ini.
“Dit, ada temannya itu”' suaru ibunya dari ruang tamu. Aditya yang masih di kamar tidur itu keluar dengan malasnya. ''Rika?'' tanya dengan sedikit kaget. Ibunya pun menjawab, “Ya, nak, dia Rika teman SMP-mu dulu, dia kesini katanya kangen sama ibu, sambil kepengen belajar sama kamu”. Rika dan ibu Aditya memang sudah dari dulu dekat, semenjak Aditya mengajak Rika kerumahnya, namun kini semua berubah di saat mereka berlainan sekolah. Aditnya memilih SMA, sedangkan Rika sendiri di SMK. “Ngobrol-ngobrol aja dulu! Ini ibu buatkan minuman” kata ibu Aditya sambil berlalu. Di ruang tamu yang sederhana itu, mereka 'tak mengucapkan satu kata pun, kecuali saling balas senyum saat bertatapan pandang saja. Tiba-tiba ibunya Aditya mengejutkan lamunan mereka,
“Kok gak seperti biasanya? Biasanyakan setiap bertemu saling berantem entah masalah inilah itulah. Loh, sekarang kok diam-diaman? Ada masalah ya? Ceritakan sama ibu dong!”. Tanpa di sadari oleh Aditya, Rika pun langsung bercerita, “Begini Bi', sekarang Aditya g' pernah mau menyapa Rika lagi. Penyebabnya dia sudah punya pacar di SMA-nya, makanya dia sering ngejauhin saya, Bi”. Katanya begitu polos, tanpa ada yang di buat-buat. Aditya pun mengiyakan jika ia sering menjauhi Rika karena Lydia, pacar pertamanya. Agitya dan Rika sebenarnya pasangan yang cocok bagi teman-temannya, sudah dari dulu mereka sering di olok-olok pacaran, tapi semua itu hanyalah harapan yang dapat tertanam dengan angan
“Ada apa, sayang? Kok, pagi-pagi ngajak ketemuan” kata Lydia manja, yang paling di benci Aditya jika ia sudah seperti itu. Dengan ragu-ragu, Aditya berkata, “Maaf, sebelumnya,Lydia, karena ini bersangkutan nilai ulanganku yang sering anjlok, maka dengan hati…….” sejenak ia menarik nafas pendek, lalu melanjutkanya, “Aku ingin kita putus!” suaranya lembut, bagai desah malaikat, namun malaikatnya pencabut nyawa. Dengan air mata Lydia hanya bisa tersenyu paksa, cantik sekali walau ia menangis. “Ya, engkau mungkin akan lebih bahagia dengannya”. Lydia langsung lari dalam kelasnya, sambil mengusap kaca-kaca yang melukai hatinya. Berat sekali untuk meninggali seorang yang sangat ia cintai. Namun begitulah takdir wanita, yang selalu tersakiti lelaki, walau pun lelaki itu sebaik apa pun, Aditya contohnya.
Malam itu, Aditya sudah mempersiapkan beberapa obrolan untuknya dan sahabat yang pernah ia cintai. Sudah jam sembilan, tapi tetap saja ia 'tak datang, lalu ia meng-SMS dia, tetap saja tidak dibalas. Dengan rasa khwatir ia pun pamit pada ibunya, ke rumah Rika. Sampai disana, ia tidak bisa membendung air mata haru. “Kenapa gak diajak ibunya sekalian?” tanya Rika, di depan kue tart. Hari ini adalah ulang tahunnya Aditya, Rika sengaja tidak ke rumah Aditya hanya karena ingin merayakan ulang tahunya di rumahnya. Acara pun di mulai, walau sederhana, namun sangat membahagiakan bagi kedua remaja tersebut.
Mereka di luar, tepatnya di depan teras rumahnya Rika, setelah seru-seruan dengan bahagia. “Rika, aku pengen ngomong sesuatu, kalau aku ......” belum selasai ia bicara, sudah di potong oleh Rika, “Saya terima, kok” senyumnya.
Pada purnama aku berkata
Aku temukan satu saja
Aku ingin selamanya
Agar segala tetap bahagia
Ada pun biodata saya:
Nama: Mujib Nurisaidah (Sang Pantasana)
No Hp: 087863710937
Alamat: Jalan Pendidikan depan SMA Negeri 1 Taliwang (Rumah Makan Sari
Rasa) Rt 03/05 Taliwang, Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat
Daftar Isi [Tutup]
0 Comments
Post a Comment