Cerpen Remaja : Sebuah Pertemuan

Share :
Cerpen Remaja- Cerita Pendek (Cepen) berikut ini adalah salah satu cerpen terbaik bertema cinta, asmara percintaan di kalangan remaja. Cerpen cinta ini sangat bagus untuk dibaca, karena Cerpen Remaja : Sebuah Pertemuan pengalaman ini merupakan kisah temanku..hehehe... Simak Yaaaa....
 

Malam kian larut sang dewi malam rembulan berdiri dengan tegak perkasa diatas singasana sementaranya, karena esok ia harus digantikan kedudukannya oleh sang raja siang matahari. Langit malam ini berwarna ceria, pasir-pasir bintang diangkasa sedang berpesta.
Bagi sebagian orang saat ini adalah saat yang tepat untuk memejamkan mata, begitu juga dengan diriku, seharusnya malam ini sebagian tenagaku sudah harus ku simpan guna menghadapi pekerjaan di kantor esok hari.
Namun entah mengapa mataku sangat sulit diajak kompromi. Mereka malah asyik memandangi layar komputer. Tanganku tak henti-hentinya memencet huruf-huruf yang pada keyboard.
Ya, Malam ini tidak seperti malam lainnya. Sebab pekerjaanku di kantor hari ini sudah menumpuk. Dewan direksi dikantorku sepertinya tak mau perduli dengan kondisiku saat ini. Dan aku pun merasakan wajah mereka yang merah padam di bayanganku bersiap melampiaskan amarahnya kepadaku.
Seminggu ini mungkin adalah minggu yang padat bagiku. Karena di kantorku sedang dikunjungi oleh pimpinan Pusat. Entah apa jadinya jika pekerjaanku malam ini tidak selesai.
“Tono, sudahlah simpan saja tenagamu untuk esok hari”
Hati kecilku sepertinya sudah menyerah dan merasa kasihan akan diriku. Namun aku tak perduli. Walau AC di kantorku sudah membuat bulu kudukku mengigil. Ibaratkan sebuah daging dalam kulkas.
“Apa yang bisa kumakan jika aku tidak bekerja walau tengah malam seperti ini” pikirku
Ya antara hati nurani dan otakku sedang tidak bersahabat untuk saat ini. Dimana hati kecil memintaku untuk istirahat namun otakku tidak. Ditemani secangkir kopi, Komputer, Printer dan beberapa lembar kertas. Aku menuruti saran dari otakku.
“Mana janji manismu mencintaiku sampai mati.. kini engkau pun pergi saatku terpuruk sendiri” Ringtone handphoneku berbunyi
“Astaga, Siapa gerangan yang berani menelepon selarut malam ini, ” Pikirku kala itu.
Kulihat nomornya adalah nomor asing bagiku. Dimana di kontak handphoneku tidak ada namanya.
“Ah, sudahlah mungkin orang asing”
Aku melanjutkan pekerjaanku kembali
------------------oooOOOooo---------------------
“Mana janji manismu mencintaiku sampai mati.. kini engkau pun pergi saatku terpuruk sendiri” Handphoneku kembali berbunyi selang lima menit kemudian.
“Aduh, Gimana aku bisa melanjutkan pekerjaan kalo gini caranya” Kesalku
Aku benar-benar kesal, dan aku tak menghiraukan kembali nomor itu. Tapi bagiku cukup sudah dua kali ada orang yang meneleponku dengan nomor yang sama, daapt darimana orang itu. Apakah, teman-teman mengerjaiku kali ini. Tapi aku yakin mereka telah dewasa.
Dan tidak sembarangan mengerjai orang lain. Mereka tahu kapan bercanda dan kapan waktu serius. Lagipula, siapa yang masih terbangun dan mengerjai orang selarut malam ini. Apakah anak sekolahan. Ah aku rasa tidak mungkin
Entah darimana secara tiba-tiba aku memikirkan cerita dari teman-teman kantorku tadi siang, kata mereka kantor ini dahulunya adalah tanah kuburan Belanda. Banyak kejadian aneh yang menimpa karyawan disini, satu-satunya karyawan yang belum pernah dikerjai hanyalah diriku.
“Ah, Sialan gimana gua bisa kerja nich kalo gini, udah merinding nich bulu”
Terlintas di kepalaku, seorang pria tanpa kepala berkeliaran di kantor ini, belum lagi seorang wanita dengan teriakan yang menyayat hati dan berambut panjang dengan wajah tak jelas berada di belakangku. Atau seorang wanita cantik yang entah datangnya darimana memanggil namaku lalu ia berubah menjadi seorang wanita yang menyeramkan wajahnya.
“Ah, mustahil hal itu terjadi, Tenang ton, kau banyak menonton film horror”
------------oooOOOooo--------------
Kucoba untuk menenangkan diriku, dengan menghirup secangkir kopi hangat lalu aku tarik nafasku dalam-dalam untuk membantuku mencoba menenangkan diri.
“Wahai makhluk, aku minta maaf, aku tidak ada salah apa-apa dengan kalian kita berada di alam yang berbeda”
“Mana janji manismu mencintaiku sampai mati.. kini engkau pun pergi saatku terpuruk sendiri” Handphoneku kembali berbunyi untuk ketiga kalinya.
Kali ini kuangkat handphoneku
“Eh, Aku udah cukup sabar dengan semua tingkah lakumu, Kamu selalu melarangku berteman dengan cowok lain, aku dekat dengan cowok lain. maumu apa sih, sekarang teman-temanku sudah menjauhiku puas kamu sekarang” Katanya dengan suara yang membentak
“Aduh siapa lagi nich, kenapa ada cewek menelepon malam-malam ini” pikirku
“Hallo, Maa…” kataku
Belum sempat kubicara dia malah memotong pembicaraanku
“Aku sudah cukup puas dengan kamu, sekarang aku tidak mau mengenalmu lagi, dan kamu jangan pernah harap mengenalku lagi, kita putus.”
Lalu ia menutup pembicaraan, Oh Tuhan siapa lagi ini yang meneleponku. Belum lagi dia marah-marah. Kenapa keadaan tambah runyam seperti ini.
“Sial, siapa sih yang menelepon tengah malam ini. Astafirlahwalazhim, Ya Allah apa salahku dengan orang lain.” Kataku
Kucoba menenangkan diriku kembali

Seribu permasalahan muncul diotakku, Mengapa aku mengatakan seribu permasalahan ? Wajar saja karena masalah pekerjaan di kantorku belum selesai aku sudah harus berhadapan dengan masalah yang lain lagi. Belum lagi dengan kondisi tubuhku yang semakin lama semakin letih. Sementara esok aku harus mempresentasikan pekerjaan ini.
Kucoba mengirimkan sebuah pesan singkat kenomor tersebut.
“Maaf, mbak ini siapa ya”
SMSku tidak dibalasnya
Selang sepuluh menit kemudian aku kembali mengirim SMS dengan kalimat yang sama. Kali ini smsku dibalas
“Anto, sudah deh apalagi alasanmu sekarang. Loe udah puas mukulin abang sepupu gue, gara-gara loe Abang sepupu gue masuk rumah sakit. Gue udah ingetin ama loe hati-hati dengan keluarga gue. Gue bisa sabar kalo loe ngelarang gue punya sohib cowok. Tapi ini udah kelewat batas. Malu gue ama loe”
“Hah, Anto siapa lagi itu” pikirku
Kukirim smsku dengan kalimat yang berbeda
“Maaf mbak saya bukan anto, saya tono, tolong mbak ini sudah malam, bisa gak menghargai sedikit privasi orang, mungkin mbak salah nomor, mbak tenangkan dulu pikirkannya”
Kulanjutkan kembali pekerjaanku. Hingga tuntas.

Kelihatannya sekarang sudah aman, mungkin sang wanita misterius itu telah berada di alam mimpinya. Dan Jarum jam sudah menunjukkan pukul 03.00 Dini hari. Saatnya aku pulang ke rumah kontrakanku yang beralamat tak jauh dari kantorku
Matahari telah terbit dan posisinya saat ini tak jauh dari tempat peristirahatannya. Menandakan saat ini telah pukul 08.00. Aku terperanjat dari tempat tidurku
“Astaga, aku terlambat masuk kerja” kataku dengan berteriak
Segera dengan tindakan yang terburu-buru aku bergegas mempersiapkan untuk berangkat kerja.
Syukurlah apa yang kutakutkan ternyata tidak terbukti karena pertemuan belum dimulai. Jadi masih ada waktu bagiku guna mempersiapkan diri untuk presentasi pada saat pertemuan nanti.
“Mana janji manismu mencintaiku sampai mati.. kini engkau pun pergi saatku terpuruk sendiri” Ringtoneku berbunyi, Wanita misterius itu kembali menghubungiku
“Hallo, maaf ini bukan anto ya” katanya
“Iya, maaf nama kamu siapa” kataku
“Aku, Susi aku mantan pacaranya anto, aku kira kamu anto. Sebab nomormu mirip dengan nomor mantan pacarku”
“Oh, tapi khan kalo seorang yang istimewa seharusnya sudah tersimpan di kontak nama handphonemu” tanyaku
“Oh Itu, Aku sudah menghapus namanya di handphoneku, sebab aku sudah amat membenci dia, karena kamu tahu sendiri apa yang terjadi tadi malam”
“Aneh”
“Apanya yang aneh”
“Nggak, ya setidaknya kamu tahu dong nomornya”
“Makanya aku mau klarifikasi ke kamu, ternyata Cuma beda dua angka di belakang, lagian aku benar-benar emosi sama dia, aku sudah memutuskan dia seminggu yang lalu namun sepertinya dia tidak terima”
“Oh itu, maaf aku lagi kerja nanti aja pas makan siang kita ketemuan di rumah makan padang Anggrek, Di jalan Sunaryo kamu tahukan biasanya aku sering makan disana. Aku menggunakan pakaian kemeja biru dengan dasi warna hitam, rambutku cepak, dan berkacamata, Ntar aku sms kamu”
“Okelah”

Matahari telah berada di puncak peraduan, sebagian orang saat ini pulang kerumah masing-masing, anak-anak sekolah dan beberapa orang kantoran sudah pulang untuk makan siang bersama keluarga dan istirahat siang.
Namun tidak bagiku, karena jauh dari orang tua akhirnya aku makan di rumah makan yang telah aku tentukan yaitu rumah makan Anggrek.
Setibanya Aku menelpon Susi
“Sus, ini Tono aku sudah sampai di rumah makan Anggrek, kamu dimana”
“Aku juga udah sampai, oh ya kamu duduk paling ujung khan”
“Iya, Kok kamu tahu” Kataku
“Aku duduk disamping kananmu”
“Ah, gila loe” kataku
Kumatikan teleponku lalu aku pandang di sebelah kananku, Aku melihat seorang wanita manis, berkulit kuning langsat, berambut sebahu, tersenyum kearahku. Lalu aku beri isyarat agar dia mau gabung denganku
Lalu ia menghampiriku dan duduk di hadapanku
“Perkenalkan namaku Susi”
“Oh ya aku Tono, so gimana hubunganku dengan pacarmu”
“Ya begitulah, kamu udah tau sendirikan”
“Iya”
Aku mengangguk
“Emang sudah berapa lama kamu bersama dia” tanyaku
“Udah tiga bulan, lagian aku udah berusaha melupakan dia kok, dia gak cocok untukku”
“Maaf mas pesan apa” Tiba-tiba datang seorang pelayan kearahku
“Kamu pesan apa sus”
“Ya terserah kamu aja”
“Oh ya, Jus alpukat 2 ya”
“Makannya nasi rendang dua”
Sang pelayan mencatat pesananku lalu ia pergi meninggalkan kami
“Lalu mengapa bisa salah nomor” Lanjutku
“Ya, khan Cuma beda dua angka aja kamu 61 dia 16, lagian aku udah konfirmasi ke dia kok”
“Baguslah, ya udah saranku mending kamu coba lupakan dia, Tiada gunanya kita berpacaran dengan orang yang protektif, dan selalu mengekang ini itu, setiap Individu memiliki kebebasan untuk bergaul dengan siapa saja yang dia inginkan, Lagian aku udah memaafkan kamu kok”
“Kamu kenapa gak punya pacar” Tanya susi tiba-tiba
“Aku lagi gak pengen pacaran, dan bagiku lebih baik aku menjadi seorang yang berguna bagi diriku sendiri, setelah itu baru pacar Oh ya Cinta tak perlu dicari, semakin kita cari cinta semakin dekat pula kita dengan orang yang tak pantas kita cintai, jadi let it flow. Biarkan aja mengalir, and life must go on dan hidup harus berjalan. ”
Susi hanya tersenyum kearahku, wah manis sekali wanita itu, aku suka senyumnya yang mengambang penuh lesung pipit, dan matanya memancarkan cahaya bunga bagiku. Tak lama kemudian pesanan kami pun datang.
Kini tak terasa sudah lebih dari setahun pertemuanku pertama kali dengannya. Dan tak terasa pula kini susi telah menjadi bagian dari hidupku. Dua minggu lagi aku akan melangsungkan pernikahan dengannya.
Yah seperti kataku, Cinta tak perlu dicari, semakin kita cari cinta semakin dekat pula kita dengan orang yang tak pantas kita cintai, jadi let it flow. Biarkan dia mengalir dan hidup berjalan apa adanya.

Sumber : PULPEN (Kumpulan Cerpen)

Daftar Isi [Tutup]

    Reaksi:
    Newer
    Older

    1 Comments

    arif said…
    Wah Amazing ....