Cerpen Cinta Remaja : CERITA CINTA YANG SAMA

Share :
Cerpen Cinta : CERITA CINTA YANG SAMA

Cerpen Cinta
*** Andai aku mampu mengubah bongkahan batu besar, menjadi halus sehalus pasir di laut, mugkin aku tak akan mengalami kegelisahan yang sama ***

Aku adalah seorang penulis. Jiwaku serasa selalu dekat dengan tema. Apa pun yang kualami, ingin rasanya ku tuang kan dalam bentuk tulisan. Aku suka bercerita, suka pula mendengarkan cerita, apapun cerita itu. Dari cerita pendek, novel, atau cerita kisah-kisah nyata. Aku pernah bercerita tentang rumah tangga, tentang cinta yang tak sampai, atau pun tentang kasih seorang ibu pada anak nya. Rasanya lengkap sudah cerita yang sudah aku tulis dan aku dengar, serta aku miliki.
Aneh , seorang yang suka menulis cerita, justru mengalami sendiri cerita yang pernah di tulis nya. ”fuuh……!”aku menghela nafas. Berat rasa hati ini tuk mengakui, bahwa hidup memang penuh dengan cobaan, namun itulah kenyataan yang aku alami saat ini.
Ingin rasanya aku keluarkan segala unek-unek yang tengah menghimpit dadaku. N amun aku tak tahu bagaimana caranya walau telah kutuangkan dalam tulisan, namun entah mengapa perasaan sedih itu masih juga berdiam di sanubari.
Sobat, dulu aku pernah menulis sebuah cerita pendek, dan cerita itu amat di sukai oleh pembaca , pendek kata, cerita itu mampu membuatku semakin bergairah dalam menata masa depan . Cerita itu berjudul “Antara dua pilihan”, yah, cerita itu amat mengharukan, sesiapapun yang membacanya pasti akan terkuras air matanya. Aku amat bangga sobat, karena cerita itu adalah sebuah karya yang pertama dan amat membanggakan hidup ku dalam dunia tulis menulis.
Cerita itu bercerita tentang ketabahan seorang janda muda yang telah ber- anak satu , yang mempunyai seorang kekasih, dengan status bujang . Awal yang amat mengesankan , lalu cinta pun bersemi dan berakar dengan segala kebahagiaan. Kepercayaan dan kesetiaan terbalut rapi dalam selimut keimanan.
Adalah insan , Seorang janda muda yang tengah merantau di Negara paman Jacky Chan. Dia tengah berusaha menagih, janji doa sang Illahi, kala di negaranya tiada kesempatan bagi dirinya untuk menghirup segarnya nafas kehidupan . Demi masa depan dirinya serta buah hati nya, Insan mencoba mengubah nasib kehidupan nya di sana. Ya,…. di sana Insan mencoba hidup untuk lebih tertata. Setelah lama hidup sendiri, kembali hati nya di sapa oleh seorang pemuda yang matang dalam segalanya. Masa-masa bahagia dengan pemuda , adalah masa-masa yang tak pernah mampu ia lupakan , mungkin untuk selamanya. Hari-hari penuh dengan tawa, canda, siraman rohani, ataupun nasehat-nasehat yang indah serta percakapan yang mendewasakan fikiran Insan.
Tak terasa pula hubungan Insan dengan pemuda itu tiga tahun lamanya. Banyak suka dan duka yang telah mereka rasakan. Begitu pula dengan sifat masing-masing, mereka pun telah mengenal nya dengan baik . Pendek kata, kehidupan selanjut nya adalah membina mahligai rumah tangga. Namun apa di kata sobat, manusia memang boleh berencana , namun hanya yang di atas lah yang menentukan segala-galanya. Tinggal selangkah lagi , rancangan itu terwujud, namun prahara cinta tiba-tiba melanda , dan memporak-porandakan segala nya.
Arif yang amat di cintai oleh Insan, rupanya kini dia harus berhadapan dengan dua pilihan. Yaitu antara kehendak bunda, yang telah memilih calon istri untuk nya, dan kenyataan cinta suci nya pada sang kekasih pujaan hatinya. Dan sobat, alangkah sakit nya kala Insan mengetahui, bahwa dirinya tak bisa di terima oleh keluarga Arif . Tentu saja karena status, karena keadaan, karena harta, karena keluarga, dan karena-yang lain yang tak mampu Insan adakan, karena kenyataan memang tak memungkin kan. Sebagai wanita yang kuat, Insan mencoba menghibur dirinya dengan berbagai dugaan baik pada sang Khalik nya. ”Badai pasti akan berlalu, dan yakin kan aku Tuhan, bahwa Engkau pasti ada rencana yang lebih baik untuku” itulah doa yang hari-hari dia panjat kan.
Kisah itu berakhir dengan pergolakan jiwa yang amat melelahkan, baik yang di alami oleh Arif, maupun Insan.Yah dan cerita itu berakhir dengan bahagia, karena aku yang mengarang nya.Aku jadikan Arif dan Insan sebagai sepasang suami isteri yang bahagia walau jalan untuk menuju kearah sana, sarat dengan lika liku cobaan, dan berkat ketabahan mereka, aku endingkan mereka untuk mejadi pasangan yang bahagia.
Namun bagaimana dengan aku sobat?
Aku yang mengarang cerita itu, aku yang menjadikan mereka bahagia, dan aku pula yang meng-ending kan mereka menikah, walau penuh dengan cobaan.
“Lalu bagai mana dengan aku?” Kembali aku menghela nafas. Pertanyaan-pertanyaan itu seolah selalu menghantuiku setiap saat. Aku tak tahu entah yang keberapa kali nya aku menghela nafas, dan aku tak mengerti mengapa dadaku selalu berdebar kala mengingat cerpen ku yang amat aku banggakan dahulu.
Air mata pun enggan mengalir, katanya sudah habis dan tak ada ladi stock nya. Fikiran telah lama ku ajak berdamai, dan ku hibur dengan prasangka yang baik- baik pula. Aku berfikiran sama dengan Insan, bahwa Allah pasti akan ada rencana lain buat ku, dan hati , yah hati ku amat sakit kala aku membaca nama Insan. Wanita dalam cerpen ku yang menderita batin karena ketiadaan yang menyelimuti kehidupan nya.Entah mengapa aku mulai membenci cerpen ku yang satu ini. Aku tak tau pasti, apakah ini suatu karma bagiku , namun yang jelas aku amat membenci nya. Aku diam di depan computerku, sambil terus meratap .Buliran sebening kristal itu tiba-tiba kembali dan mengalir deras di pipiku.
Aku bersyukur , setidak nya Allah kembalikan air mataku untuk menemaniku dalam menulis ceritaku ini. Tangan ku kembali menari-nari di atas keyboard, angan ku berlari-lari mencari sosok nya yang membuat dadaku kembali sesak.
”Mengapa?” hanya kata itu yang mampu aku ucapkan berkali-kali, dan , aku tak mampu mencari jawaban yang tepat untuk nya.
” Mengapa cinta terkadang membuat hati menjadi terasa begitu lara?” Sebenar nya aku tak percaya akan hal ini , saat ini yang tengah melandaku.Cerpen itu, mengapa harus sama seperti yang aku alami. Tiada perbedaan sama sekali.
Kembali ku seka air mataku, kala aku ingat suara nya, wajah teduh nya, tawa serta canda nya dan segala cintanya.
“Tiada obat yang mampu mengobati kerinduan ku, kecuali bertemu dengan mu sayang.”
“Mam, aku takut kehilangan kamu, makanya aku minta belean kasih sayang mu”
“Mam, aku dah pengen dekap kamu, cium kamu”
“Mam, bangun subuhan dulu, nanti bobok lagi, muachhhhhhh”
Itulah bunyi dari SMS dari nya, yang masih kusimpan di hp ku, walau tahun telah berlalu Entah mengapa aku suka membaca nya, kapan saja. Walau ku tau SMS itu sudah bertahun lamanya, dan tak berguna lagi.
Namun sobat, memang benar adanya , apa bila cobaan itu datang menyapa hubungan cinta kami, jiwaku goyah ,dan asaku mulai luntak. Dia yang amat ku cintai, dalam dilema yang berat. Aku risau sobat, adakah dia akan memilih ku seperti dalam cerpen ku, atau kah dia akan memilih pilihan orang tua nya, sebagai tanda bakti nya pada sang ibu?. Sobat, walau hati ku telah pasrah , namun tak bisa kunafikan cintaku padanya amat sangat dalam, hingga aku sanggup tuk hidup berbagi dengan wanita itu kelak. Sobat adakah engkau akan berkata bahwa diriku gila? Ya, cinta memang membuat ku gila. Namun apakah dia akan hidup dengan ku? Itu yang aku tak tahu.
“Ah … mengapa mereka tak memahami kami, “ haruskah kembali aku bertanya akan hal ini? Sedang aku tahu jawaban yang akan di berikan oleh mereka, bahwasan nya sama seperti dengan , ketika insan bertanya dulu.
Tit…tit…tit…….
Hp ku bergetar. Rasa hati malas tuk membuka nya. Namun saat ku tatap di layar hp itu adalah nama nya, buru-buru ku sambar hp tersebut. Lalu kubuka.
“ Say,…..maafkan aku, saat ini aku tengah bingung, tolong angakat, aku mau tlp kamu.Ada yang penting yang harus aku bicarakan” begitu isiSMSnya. Aku pun membalas nya. Dan tal lam kemudian, dia menelpon ku.
“ Tadi malam, aku bermimpi, bahwa aku menimbang beras, namun timbangan itu ternyata tak sama , akhirnya yang satu tumpah. Lalu aku di datangi sama orang tua yang berjenggot putih. Beliau bilang, agar aku adil dalam menimbang. Makanya, setelah aku fakir-fikir, dari pada aku bingung dan takut durhaka pada orang tua, lebih baik aku mengambil keputusan ini. Maafkan aku, tapi, inilah keputusan ku, yang telah aku ambil dan tak ada sesiapapun yang berhak mengubah nya. Tolong maafkan aku sebelum nya. Aku tak akan menikah dengan kalian berdua. Baik Dia, maupum Kamu. Aku pusing. Maaf kan aku sayang. Ini demi kebaikan kita semua. Kuharap kamu memahami dan mengerti. Posisku susah saat ini.Antara orang tua dan kamu, sama-sama aku cintai. Namun, aku tak mau mengambil kesimpulan yang salah, maka dari itu, Aku bersumpah, aku tak akan menikahi Dia demi cintaku padamu. Namun, aku juga tak kan menikahimu, demi menjaga hati orang tuaku. Maaf kan aku sayang.” Ucap nya.
Berderai lah air mataku saat itu juga. Ya allah, ………..***

Daftar Isi [Tutup]

    Reaksi:
    Newer
    Older

    2 Comments

    rysan said…
    tetap tegar dan yakin dngn kemurahan Allah swt, lanjutkan hdup anda jangan larut dalam duka, perjalanan ini msh panjang,tetap semangat !
    sinopsis film said…
    terima kasih sudah berbagi